News
Jumat, 16 Mei 2014 - 14:40 WIB

PENANGKAPAN TERDUGA TERORIS : Sehari-Hari Jualan Kambing, Slamet Simpan Puluhan Senpi

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Polisi berjaga-jaga di depan bengkel las yang digerebek oleh anggota Densus 88 di Dusun Sumber Wetan, RT 012/ RW 006, Desa Sumber, Kecamatan Trucuk, Kamis (15/5) pagi. Tiga orang terduga teroris berhasil ditangkap berserta barang bukti. (ilustrasi/JIBI/Solopos/dok)

Solopos.com, KLATEN — Penangkapan Ketua RT 022/ RW 010 Dusun Mlandang, Desa Tempursari, Kecamatan Ngawen, Slamet Sucipto, 42, oleh Densus 88, Kamis (15/5/2014), membuat banyak warga setempat keheranan. Pasalnya, Slamet adalah warga asli desa itu yang hanya bekerja sebagai pedagang kambing.

Namun hasil temuan di rumah Slamet menyebutkan fakta lain. Di rumah Slamet, Densus 88 menemukan dua pucuk senjata api laras panjang, 22 pucuk pistol rakitan, dua buah bom rakitan, satu kardus bahan peledak, dua buah celurit, dua buah pisau belati, tiga buah keping CD, satu buah laptop, satu buah lesan tembak, enam buah HP, tiga buah buku dan satu daftar jaringan.

Advertisement

Sementara itu, Kepala Desa Tempursari, Budi Diyatmiko, juga membenarkan penangkapan salah satu warganya oleh anggota Densus 88. “Memang benar telah dilakukan penangkapan terhadap salah satu warga kami oleh Densus 88 pada Kamis pagi,” kata Budi saat ditemui wartawan di lokasi, Jumat.

Menurutnya, Slamet bukan warga pendatang, melainkan warga asli Desa Tempursari. “Dia adalah warga asli Dusun Mlandang, Desa Tempursari dan bukanlah pendatang. Orangnya dikenal baik di masyarakat. Namun, sejak Slamet ditangkap, keberadaan istrinya, Sri Riyanti, hingga kini belum diketahui keberadaannya,” imbuhnya.

Sementara itu, informasi yang dihimpun Solopos.com, total ada sekitar sembilan orang terduga teroris yang ditangkap Densus 88. Dari jumlah tersebut, tujuh di antaranya ditangkap di Klaten. Mereka adalah Arif alias Tomy, Selamet, Rofiq, Arifin, Yusuf, Salim alias Yahya dan Setiawan.

Advertisement

Salim alias Yahya ditangkap bersama Setiawan oleh Densus 88 pada Rabu (14/5/2014) di Klaten. Yahya adalah DPO polisi karena diduga terlibat kerusuhan Poso pada 2005 dan alumni kamp pelatihan Moro, Philipina.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif