Soloraya
Kamis, 15 Mei 2014 - 18:45 WIB

KISAH SALES PROMOTION GIRL : Busana Minimalis Kerap Tak Bisa Dihindari...

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tiga sales promotion girls (SPG) yang tergabung dalam Metro Girls menghabiskan waktu dengan bercengkerama di sebuah kafe di Laweyan, Solo, Jumat (9/5/2014) malam. (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Sales promotion girl (SPG) adalah salah satu ujung tombak penjualan pelbagai industri. Mereka diwajibkan berdandan menonjolkan daya tarik kewanitaan demi menarik calon konsumen. Busana minim dengan make up tebal kerap kali harus mereka kenakan demi tujuan itu.

Gara-gara tampilan semacam itu, para SPG kerap dipandang miring oleh sebagian besar masyarakat. SPG jamak dicitrakan glamor, dan konsumtif, bahkan juga ditempeli stigma sebagian mereka memperdagangkan kemolekan tubuh serta kenikmatan ragawi bagi lelaki hidung belang.

Advertisement

Tiara salah seorang SPG freelance yang diwawancarai Solopos.com menolak generalisasi pandangan negatif publik atas pekerjaannya. Tiara tak memungkiri ada SPG yang ”nakal” dengan pembeli atau orang lain. Di sisi lain, kata Tiara, banyak SPG yang bekerja secara profesional.

“Hanya orang picik yang menilai pekerjaan SPG adalah profesi murahan. Jangan anggap semua SPG ’nakal’,” tegas Tiara.

Diakui pula oleh salah seorang pengelola jasa penyediaan SPG di Kota Solo yang ingin jati dirinya dirahasiakan bahwa tuntutan atas penampilan SPG berisiko bagi para perempuan pemasar itu. Gara-gara dandanan mereka, tak sedikit SPG menjadi sasaran pelecehan seksual.

Advertisement

Pelecehan seksual itu berupa tindakan lelaki yang menggoda, mendekati, meminta nomor telepon seluler, meminta PIN Blackberry, hingga mencolek bagian tubuh SPG.

“Kami biasanya melihat dulu pakaian yang disediakan klien kami. Jika terlalu terbuka dan seronok, biasanya kami komunikasikan lagi. Kami ingin mencegah terjadinya pelecehan seksual terhadap para SPG,” ujar lelaki pengelola jasa penyediaan SPG tersebut.

Namun, menurut dia, tak jarang SPG tak punya pilihan selain menerima pakaian dari perusahaan yang hendak menggunakan jasa mereka. Dan, sering kali pakaian yang disediakan itu model yang terbuka dan minimalis.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif