News
Minggu, 11 Mei 2014 - 17:28 WIB

MERAPI WASPADA : Dentuman Merapi Menjalar Lewat Jalur Gempa Tektonik, Ini Penjelasannya

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gunung Merapi (JIBI/Solopos/Antara/Teresia May)

Solopos.com, BANTUL — Suara dentuman yang dirasakan warga Desa Seloharjo, Pundong, dan Desa Selopamioro, Imogiri, Bantul, dipastikan dari Gunung Merapi. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, Dwi Daryanto, menyatakan dari laporan yang masuk ke lembaganya, dentuman itu terjadi 12 kali dalam sehari.

Dwi Daryanto memastikan suara itu terkait dengan peningkatan aktifitas Merapi saat ini. “Kami dapat laporan dari BPPTKG [Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi],” jelas Dwi.

Advertisement

Menurut Dwi, dentuman tersebut terkait Gunung Merapi karena ada saluran yang terhubung antara Gunung Merapi dengan Imogiri serta Pundong. Saluran itu merupakan sesar Opak yang tidak lain adalah jalur gempa tektonik. Bila Merapi bergejolak, maka letusan gas yang terjadi tidak hanya di sekitar gunung itu, melainkan juga di sesar tersebut. Gas-gas tersebut lanjut Dwi melepaskan diri dari bumi melalui lubang-lubang di sesar Opak.

Kendati demikian, warga diminta untuk tidak khawatir dengan kondisi alam tersebut. Dentuman itu dipastikan tidak membahayakan warga setempat. Meski dinyatakan tidak berbahaya, dentuman-dentuman tersebut membuat warga Pundong dan Imogiri resah.

Kawian, warga Dusun Ngentak, Desa Seloharjo, Kecamatan Pundong, Bantul, mengungkapkan sejak dua hari lalu warga kampungnya diresahkan dengan suara dentuman yang terdengar di Pundong. “Suaranya itu dentuman seperti njeblug gitu, jadi bukan gemuruh,” ungkap Kawian kepada Harian Jogja, Minggu (11/5/2014).

Advertisement

Warga tidak mengetahui pasti dari mana sumber suara itu datang. Ada yang menyebutkan berasal dari Gunung Merapi, namun ada pula yang menduga berasal dari dalam bumi tepatnya dari sesar Opak yang menjadi pusat gempa pada 2006. Warga khawatir, terjadi sesuatu di desa mereka lantaran kondisi alam yang tidak lazim itu.

Kebetulan kata Kawian, kampungnya hanya berjarak sekitar 2 km dari tempuran Sungai Oya dan Sungai Opak yang merupakan bagian dari sesar Opak. Selain di Pundong, suara dentuman itu juga terdengar di Desa Selopamioro, Imogiri, yang berdekatan dengan Desa Seloharjo, Pundong.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif