News
Jumat, 9 Mei 2014 - 20:14 WIB

WABAH MERS : MERS Mengancam, Kemenag Malah Mentahkan Saran Penundaan Haji

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penyelenggaraan haji (JIBI/Solopos/Antara/Andika Wahyu)

Solopos.com, JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) meyakini penyebar wabah virus Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-CoV) di Arab Saudi tidak akan mengurangi jumlah calon jamaah haji yang hendak beribadah ke Tanah Suci.

Menteri Agama, Surya Dharma Ali, mengatakan untuk beribadah ke Tanah Suci, calon jamaah harus menunggu sekitar 10 tahun hingga 15 tahun. Karena itu, persoalan virus ini menurutnya tidak akan mempengaruhi niatan mereka.

Advertisement

Memang, sambungnya, sudah ada anjuran dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bahwa jemaah yang berusia 65 tahun ke atas disarankan untuk tidak berangkat haji atau umrah. Namun, anjuran tersebut dimentahkan olehnya.

“Para calon jamaan haji sudah menunggu sekian tahun untuk berangkat, tentu ketika dilarang mereka akan kecewa. Sebab, selama ini berapapun usia dan apapun penyakitnya [calon jamaah] tetap akan berangkat,” ujar Surya Dharma Ali ditemui di sela acara Kowani Fair dan Iwapi Expo, Jumat (9/5/2014).

Dia bahkan menyarankan agar para calon jamaah tidak panik dengan penyebaran virus tersebut. Apalagi, hingga saat ini belum ada pernyataan WHO yang menyebutkan kasus tersebut sebagai kejadian luar biasa.

Advertisement

Selain itu, pemerintah juga belum mengeluarkan travel warning kepara para calon jamaah, hanya berupa imbauan (advisory travel). Dari sisi kesehatan atau tingkat fatalitas kematian, MERS juga diperkirakan masih berada di bawah virus flu burung.

“Tingkat fatalitas kematian [virus] Mers di kisaran 30% hingga 35%, flu burung 84%, dan ravies 100%. Jadi, flu burung lebih mematikan dibandingkan dengan Mers,” tuturnya.

Meski demikian, pemerintah tetap akan melindungi para calon jamaah haji dengan memberikan berbagai informasi-informasi penting untuk mencegah terjangkit virus tersebut. “Memang kita belum memberikan faksin atau obat-obatan khusus, tetapi sudah ada berbagai panduan dan selebaran yang kami bagikan kepada para calon jamaah untuk mencegah terjangkit virus. Antara lain, cuci tangan, menggunakan masker, hidup sehat, serta menghindari kerumunan.”

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif