Umum
Rabu, 7 Mei 2014 - 13:33 WIB

KELANGKAAN PUPUK : Sulit Temukan Urea, Warga Merapi Gunakan Abu Kelud

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KLATEN–Sulitnya memperoleh pupuk bersubsidi jenis Urea tidak membuat petani yang tinggal di lereng Gunung Merapi kehilangan akal. Mereka justru menggunakan abu vulkanis dari Gunung Kelud untuk pupuk tanaman mereka.

Petani asal Desa Menden, Kecamatan Kebonarum, Prapto Suharno, mengaku kesulitan mendapatkan pupuk Urea sejak beberapa pekan yang lalu. Dia sudah mencari Urea ke berbagai pengecer di wilayahnya, namun tidak kunjung menemukan.
“Saya sudah mencari ke berbagai pengecer tapi semuanya mengatakan habis,” jelasnya kepada wartawan di kediamannya, Rabu (7/5/2014).

Advertisement

Sejak saat itu, dirinya pun memutar otak supaya tanaman miliknya tetap tumbuh subur.
Pasalnya, tanaman padi miliknya sudah berusia satu bulan dan harus segera dipupuk. Dia pun teringat pada abu vulkanis dari Gunung Kelud yang dia kumpulkan dalam sejumlah karung beberapa bulan silam.

Prapto akhirnya mencoba abu kelud itu untuk dijadikan pupuk. Abu vulkanis tersebut dia campurkan dengan sisa Urea yang dia miliki. “Meski belum ada penelitian terkait dampak kesuburan tanaman, tapi saya percaya padi ini bisa tumbuh sehat,” paparnya.

Prapto berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten memberikan solusi terkait langkanya pupuk bersubsidi di tingkat petani. “Pasokan pupuk semoga bisa kembali normal supaya petani tidak lagi kebingungan,” katanya.

Advertisement

Sementara itu, di tingkat pengecer stok sejumlah pupuk bersubsidi masih kosong. Salah satu pengecer di Kecamatan Manisrenggo, Yon Mujiyono, mengatakan kekosongan stok pupuk tersebut sudah terjadi sejak beberapa pekan lalu.

“Stok pupuk yang habis itu di antaranya Urea, ZA dan Phonska. Pupuk bersubsidi jenis tersebut paling banyak dicari petani, tetapi saat ini stok kosong,” katanya kepada solopos.com, Rabu (7/5/2014).

Kekosongan tersebut, sambung dia membuat petani sering kecele saat hendak membeli. Oleh sebab itu, dia sampai memasang tulisan “pupuk habis” di depan tokonya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif