News
Senin, 5 Mei 2014 - 03:30 WIB

KRISIS UKRAINA : 42 Tewas di Odessa, PM Ukraina Berang

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Solopos/Reuters/Valentyn Ogirenko)

Solopos.com, KIEV – Perdana Menteri (PM) Ukraina, Arseniy Yatsenyuk, menyalahkan menyalahkan layanan keamanan negara karena gagal menghentikan kekerasan di Kota Odessa yang menewaskan sekitar 42 orang.

Yatsenyuk menyatakan akan ada penyelidikan secara komprensif dan independen terkait kejadian pada Jumat (2/5/2014) itu. “Saya pribadi menyalahkan layanan keamanan dan kantor penegak hukum karena tidak melakukan apa-apa untuk menghentikan tindakan kekerasan ini, ” katanya seperti dilansir bbc.com, Minggu (4/5/2014).

Advertisement

Yatsenyuk menuturkan pasukan keamanan tidak efisien dan mereka melanggar hukum. Ia mengungkapkan kepala polisi wilayah Odessa telah dicopot dari jabatannya. “Kantor kejaksaan untuk menyelidiki semua. Dimulai dengan kepala polisi , wakilnya dan setiap petugas polisi.”

Bentrokan di jalanan antara milisi pro Rusia dan penentang Rusia di wilayah selatan Ukraina tersebut berakhir dengan pembakaran sebuah gedung serikat buruh. Seperti dikutip dari Reuters peristiwa itu kian mendekatkan negara tersebut dengan gerbang perang.

Kerusuhan di pelabuhan Laut Hitam, Odessa itu, sejauh ini menjadi  insiden terburuk di Ukraina sejak demonstrasi berdarah Februari 2014 lalu yang berakhir dengan tergulingnya Presiden Pro Rusia, Victor Yanukovich, yang melarikan diri dari negara itu.

Advertisement

Kremlin  yang telah mengerahkan puluhan ribu pasukan Rusia di perbatasan timur Ukraina menyatakan hak untuk menyerang guna melindungi etnis Rusia. Mereka mengatakan pemerintah di Kiev yang bertanggung jawab atas kematian-kematian yang terjadi. Di satu sisi Kiev mengatakan kekerasan itu dipicu oleh demonstran asing dari Rusia.

Pemerintah mengatakan mengerahkan upaya untuk menguasai kembali daerah yang diduduki pemberontak. Mereka telah berhasil merebut kembali menara televisi dan sebuah bangunan jasa keamanan dari pemberontak di Kota Kramatorsk. “Kami tidak akan berhenti, ” kata Menteri Dalam Negeri Ukraina, Arsen Avakov, dalam sebuah posting di Facebook.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif