Soloraya
Minggu, 4 Mei 2014 - 08:15 WIB

JUAL BELI KUNCI UN : 2 Kepala Sekolah Demak Dijemput Paksa

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi distribusi soal Ujian Nasional (JIBI/Solopos/Dok)

Solopos.com, KARANGANYAR—Jajaran Satreskrim Polres Karanganyar akan menjemput paksa dua kepala sekolah swasta di Demak yang diduga terlibat sindikat jual beli kunci ujian nasional (UN) SMA/SMK berinisial MS dan R. Penjemputan paksa dilakukan jika keduanya mangkir dari panggilan aparat kepolisian.

Kasatreskrim Polres Karanganyar, AKP Agus Sulistianto mewakili Kapolres AKBP Martirenni Narmadiana kepada Solopos.com Sabtu (3/5/2014), mengatakan telah melayangkan surat panggilan untuk kedua kepala sekolah tersebut. Namun kedua pelaku mangkir dari panggilan pertama.

Advertisement

“Kami akan melayangkan surat panggilan kedua dan seterusnya. Kalau memang tidak mengindahkan ya sudah akan dijemput paksa,” tuturnya.

Kasatreskrim mengatakan keterangan dari mereka merupakan pijakan mengungkap identitas penyedia bocoran jawaban UN yang diduga melibatkan oknum pejabat penyelenggara pendidikan formal.

Advertisement

Kasatreskrim mengatakan keterangan dari mereka merupakan pijakan mengungkap identitas penyedia bocoran jawaban UN yang diduga melibatkan oknum pejabat penyelenggara pendidikan formal.

Siapa saja jaringan pelakunya? Simak…

Advertisement

Sampai saat ini penyidik berhasil meringkus sembilan tersangka yaitu YS (kepsek SMA Swasta di Boyolali), MY (kepsek MA di Boyolali), DW (guru honorer SMA swasta di Boyolali). Kemudian MRP, GM dan JS yang merupakan perantara H dalam menjual bocoran kunci jawabab. Terakhir, MJ yang berstatus Pegawai Negeri sipil (PNS) aktif yang bekerja di dua SMA swasta, serta S mantan kepala SMA swasta di Boyolali. Sampai saat ini sembilan tersangka masih menjalani wajib lapor ke Mapolres Karanganyar.

Melihat pola jaringan distribusi bocoran kunci jawaban UN, Kasatreskrim menambahkan mulai dapat mengurai identitas anggota sindikat. Di sini, mayoritas tersangka berkedudukan di SMA swasta, khususnya Madrasah Aliyah (MA). Jaringan ini memperoleh bocoran diduga dari level penyelenggara UN yang memiliki akses terhadap naskah soal maupun kunci jawaban.

“Kami sudah berkoordinasi ke Disdikpora, menyangkut akurasi bocoran kunci jawaban itu. Informasi sementara, akurasinya 80 persen. Di situ juga akan diungkap oknum yang awal mula membocorkannya,” terang dia.

Advertisement

Kasatreskrim mengatakan identitas S dan MJ terkuak setelah penyidik menginterogasi H, aktor intelektual kasus jual beli kunci jawaban yang merupakan guru tenaga honorer di sekolah swasta di Boyolali. Kasatreskrim menuturkan MJ dan S berperan mengedarkan bocoran kunci jawaban UN ke pembeli di wilayah Soloraya.

Dari hasil pemeriksaan, S mengaku memperoleh naskah kunci jawaban melalui email dari seseorang di Demak yang diduga berprofesi kepala sekolah. Sementara ini, Kasatreskrim menambahkan ada dua kepala sekolah asal Demak yang diduga terlibat. Modusnya sama persis seperti yang dilakukan H yang mengirimkan naskah kunci jawaban melalui email kepada MY dan YS, yang masing-masing menjabat kepala sekolah di Boyolali.

Ditanya lebih lanjut, identitas dua kepala sekolah di Demak, Kasatreskrim enggan membeberkannya. Pihaknya masih merahasiakannya lantaran masih dalam  pengejaran. “Kami sedang melakukan pengejaran dua orang itu [diduga kepala sekolah],” tuturnya.

Advertisement

Kasatreskrim mengatakan akan membongkar sindikat kasus jual beli kunci jawaban hingga ke akar-akarnya. Pihaknya berupaya meringkus dua oknum kepala sekolah di Demak secara cepat. “Ini perlu tindakan cepat agar pelaku tidak punya kesempatan untuk menghilangkan barang bukti,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif