News
Sabtu, 3 Mei 2014 - 20:30 WIB

JOKOWI CAPRES : Dukung Jokowi, Syafii Maarif Bantah Galang Suara Muhammadiyah

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jokowi dan Syafii Maarif (Dok/JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, SLEMAN — Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Syafii Maarif, menyatakan dukungannya terhadap capres dari PDIP, Joko Widodo alias Jokowi. Namun dirinya membantah pertemuan Jokowi dengan dirinya untuk menggalang suara dari Muhammadiyah atau membawa-bawa ormas yang pernah dipimpinnya itu.

“Orang Muhammadiyah orang merdeka terserah mereka mau milih siapa. Saya juga sudah tidak aktif lagi berada di Muhammadiyah,” ucapnya.

Advertisement

Sementara itu, PDIP sendiri menyatakan sikap Syafii Maarif tersebut bukan berarti ada koalisi antara PDIP dan PAN. Ketua DPD PDIP DIY, Idham Samawi, membantah pertemuan Jokowi dengan tokoh Muhammadiyah Syafii Maarif memengaruhi arah kerja sama politik atau koalisi dengan Partai Amanat Nasional (PAN).

“Tidak ada kaitanya dengan PAN. Pak Jokowi datang ke Buya untuk belajar, termasuk tentang Muhammadiyah,” katanya di Kediaman Buya, Sabtu (3/5/2014).

Menurutnya, sebagai calon presiden Jokowi harus mengetahui tentang Muhammadiyah karena organisasi tersebut turut membangun bangsa Indonesia. “Buya bukan orang PAN, tidak ada kaitan dengan partai. Pak Jokowi menilai beliau sebagai tokoh bangsa,” ucapnya. Buya dipandang sebagai guru bangsa yang memiliki solusi untuk membangun Indonesia dan dapat menyelesaikan persoalan bangsa.

Advertisement

Wakil Sekretaris Jenderal PDIP, Ahmad Basara, mengatakan kunjungan Jokowi ke tokoh Muhammadiyah Syafii Maarif merupakan kegiatan silahturahmi mengunjungi sejumlah tokoh bangsa. “Sabtu [3/5/2014] Pak Jokowi menggunakan hari liburnya untuk kegiatan silahturahmi tokoh kebangsaan,” ujarnya di Kediaman Buya Sleman Yogyakarta, Sabtu (3/5/2014).

Kunjungan tersebut, lanjutnya, perlu dilakukan untuk menjaga tokoh bangsa sebagai penjaga moral di Indonesia. “Kunjungan ini dalam rangka trisakti yang ketiga, silahturahmi kepada para tokoh bangsa yang harus dijaga. Tokoh bangsa yang dimiliki harus dijaga karena sebagai penjaga moral bangsa Indonesia,” ucapnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif