Soloraya
Jumat, 2 Mei 2014 - 17:48 WIB

STATUS WASPADA MERAPI : Inilah Rencana Persiapan BPBD Boyolali Jika Merapi Erupsi

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gunung Merapi (Harian Jogja/Gigih M. Hanafi)

Solopos.com, BOYOLALI–Seiring dinaikkannya status Gunung Merapi dari aktif normal, menjadi waspada, Selasa (29/4/2014) malam lalu, kondisi jalur evakuasi di kawasan tersebut menjadi salah satu prioritas bagi aparat terkait di Kabupaten Boyolali, untuk dipersiapkan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Suyitno, dari koordinasi yang dilakukan pihaknya dengan berbagai instansi terkait, diakui masih ditemukan beberapa kendala di lapangan. Di Dukuh Stabelan, Desa Tlogolele, yang merupakan wilayah terdekat dari Gunung Merapi, hanya terdapat satu jalur evakuasi yakni dengan menggunakan jembatan gantung. Namun jembatan penghubung Dukuh Stabelan-Dukuh Takeran tersebut hanya bisa dilalui kendaraan bermotor roda dua, maksimal mobil pikap kecil.

Advertisement

“Itu pun muatannya kalau penuh juga tidak berani lewat jembatan tersebut,” ungkap Suyitno ketika dimintai informasi wartawan, Jumat (2/5/2014).

Sehingga diperkirakan, jika harus dilakukan pengungsian warga setempat, terlebih dulu dilakukan dengan sepeda motor untuk menyeberang jembatan, kemudian baru menggunakan mobil. Poin lainnya, yaitu kesiapan tempat penampungan bagi warga beberapa desa di lereng Merapi jika harus mengungsi. Dikatakan Suyitno, beberapa waktu lalu telah dilakukan memorandum of understanding (MoU) antara BPBD Boyolali dengan BPBD Magelang.

“Jika nanti warga harus mengungsi, telah disiapkan tempat pengungsian di wilayah Magelang, khususnya untuk sebagian besar warga Desa Tlogolele,” terangnya.

Advertisement

Sementara itu, poin lainnya yang dipersiapkan adalah kendaraan atau transportasi evakuasi. Diakui Kasi Kedaruratan BPBD Boyolali, Kurniawan Fajar Prasetya, BPBD tidak memiliki kendaraan khusus untuk evakuasi. Terkait hal itu, pihaknya sedang melakukan pendataan masyarakat setempat yang memiliki mobil, terutama mobil jenis pikap yang dapat menjadi kendaraan untuk evakuasi.

“Inventarasi kendaraan dilakukan by name dan by address agar jika evakuasi dilakukan, bisa segera berkoordinasi dengan pemilik mobil untuk mempersiapkan proses evakuasi tersebut,” tandas Yoyok, sapaan akrabnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif