News
Selasa, 29 April 2014 - 23:13 WIB

Inilah Aksi Puluhan Anggota Brimob Mengamuk di Bandara Kupang

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi personel Brimob. (Dailymail.co.ik)

Solopos.com, SOLO — Aksi brutal dilakukan oleh puluhan anggota Brimob di Bandara El Tari Kupang, Senin (28/4/2014). Aksi yang terekam kamera amatir tersebut memperlihatkan mereka mengamuk dengan memukuli seorang petugas bandara bernama Jefrey Pello beramai-ramai.

Peristiwa ini dipicu oleh permintaan petugas bandara agar amunisi, sangkur, dan gas air mata dikeluarkan dari ransel para anggota Brimob itu. Sesuai prosedur penerbangan, hal itu dilakukan petugas untuk menjaga keselamatan pesawat. Namun para anggota Brimob itu tidak terima dan beramai-ramai memukul petugas tersebut.

Advertisement

Seperti ditayangkan RCTI, Selasa (29/4/2014), kericuhan ini membuat pesawat Lion Air yang akan membawa mereka kembali ke markas besar mereka di Kelapa Dua Depok tertunda hingga 20 menit. Sementara itu, Bandara El Tari Kupang sempat berhenti beroperasi selama 40 menit gara-gara kericuhan ini. Keributan baru berhenti setelah pimpinan Brimob Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) datang ke lokasi.

Namun tak ada seorang pun dari Tamtama Brimob tersebut yang diperiksa setelah kejadian. Kasat Brimob Polda NTT, Kombes Pol. Dadang Raharja, mengatakan hal ini terjadi hanya karena kesalahpahaman, “Kesalahpahaman saja, enggak ada picu-memicu, kesalahpahaman saja. Mungkin anak-anak [bertanya] kenapa bagasi belum masuk,” kata Dadang seperti ditayangkan RCTI.

Para anggota Brimob ini dijadwalkan kembali ke markas mereka setelah bertugas untuk pengamanan pemilu 2014 di Sumba Barat Daya. Sementara itu, Manager Operational Bandara El Tari, Indranata, mengatakan ada mekanisme yang harus ditaati ketika masuk hendak memasuki pesawat. “Oya jelas harusnya tidak terjadi [membawa amunisi ke dalam pesawat]. Harusnya ada mekanisme ketika masuk ke dalam ara bandara, ada dalam UU No. 1/2009,” katanya seperti ditayangkan Trans 7, Senin.

Advertisement

Pascakejadian itu, pihak PT Angkasa Pura II menyatakan tidak akan menuntut para pelaku. Petugas yang menjadi korban juga belum dibolehkan untuk memberi keterangan kepada media massa. Namun Angkasa Pura II hanya meminta pihak Brimob meminta maaf serta meminta Kemenhub untuk melakukan penyelidikan.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif