Jogja
Sabtu, 26 April 2014 - 16:59 WIB

Warga Sekitar TPA Piyungan Mulai Idap Penyakit Paru

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Para pemulung mengumpulkan sampah yang belum dipilah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Bantul. (JIBI/HarianJogja/Gigih M. Hanafi)

Harianjogja.com, BANTUL-Penyakit paru-paru mulai menyerang warga yang tinggal di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan Bantul akibat buruknya kondisi lingkungan di daerah ini.

Sejumlah warga di TPA Piyungan mengeluhkan sesak nafas, pusing dan batuk beberapa bulan terakhir. Sardi Winarto, 50, salah satu warga mengungkapkan, saat ini sudah dua orang warga yang positif mengidap penyakit paru-paru sehingga harus menjalani perawatan intensif.

Advertisement

Satu orang di antaranya bahkan harus dirawat di rumah sakit sekitar tiga minggu lalu. Sedangkan seorang lainnya hanya rawat jalan, namun diwajibkan dokter meminum obat setiap hari selama enam bulan. “Di sini sudah dua orang yang benar-benar sakit paru-paru, itu dari pemeriksaan dokter,” ungkap Sardi, Jumat (25/4/2014).

Sardi juga mengalami gangguan sakit paru-paru. Di usianya yang tidak lagi muda itu, ia kerap mengeluhkan sesak nafas dan pusing. Ia kini harus berobat secara rutin ke puskesmas atau rumah sakit. Sekali berobat, lelaki yang berprofesi sebagai pemulung itu harus mengeluarkan biaya puluhan ribu rupiah.

“Kadang hanya Rp13.000, Rp50.000 sekali berobat, tapi kan itu sering. Kalau sering juga akhirnya banyak biaya yang dikeluarkan,” imbuhnya.

Advertisement

Slamet Amir Suyoto, 45, juga mengungkapkan hal serupa. Kerap mengalami pusing, batuk dan sesak nafas. Menurut dia, keluhan seperti itu sudah biasa dialami warga di sekitar TPA. “Kalau pusing, sesak nafas itu sudah biasa, kami anggap penyakit kecil. Cuma masalahnya kalau nanti jadi parah kami enggak punya biaya untuk berobat,” imbuh Amir.

Warga di sekitar TPA Piyungan sudah sejak lama menuntut kompensasi biaya kesehatan ke Pemkab. Sebagai bentuk perhatian kepada warga yang tinggal di sekitar TPA. Namun tuntutan itu tidak pernah dipenuhi.

Pemerintah kata dia hanya menyediakan puskesmas keliling setiap dua minggu sekali yang mampir ke sekitar TPA. Sedangkan untuk biaya pengobatan ke rumah sakit, tidak ada anggaran khusus dari pemerintah.

Advertisement

“Memang ada jaminan kesehatan pemerintah seperti Jamkesmas [Jaminan Kesehatan Masyarakat], tapi itukan repot penggunaannya. Sedangkan warga sakit itu harus segera ditangani. Seandainya ada anggaran langsung dari pemerintah kan enak bisa langsung berobat. Selama ini enggak ada. Itulah yang kami sesalkan,” tegas Amir.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif