Soloraya
Sabtu, 26 April 2014 - 19:03 WIB

KASUS FLU BURUNG WONOGIRI : Tim Kemenkes dan Dinkes Jateng Turun ke Jatisrono

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penanganan flu burung. (Dok/JIBI)

Solopos.com, WONOGIRI--Kematian anak bawah lima tahun, Ridho NA, warga Dusun Kopen, Desa Pule, Kecamatan Jatisrono, Wonogiri mengundang perhatian dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jateng. Sebanyak 12 personel dari kedua instansi itu turun ke Desa Pule, Jatisrono untuk melakukan investigasi dan pengumpulan data.

Anggota tim akan berada di Wonogiri hingga Senin (28/4/2014). Selain ke Puskesmas 2 Jatisrono, rumah korban, anggota tim akan berkunjung ke Rumah Sakit Anak (RSA) Astrini, Brumbung, Desa Singodutan, Kecamatan Selogiri. Jumlah penderita manusia akibat suspect Avian Influenza (AI) sejak 2005 hingga 2014 sebanyak 195 orang dan yang meninggal sebanyak 163 orang atau 83,58%.

Advertisement

Penegasan itu disampaikan salah satu anggota tim investigasi Kemenkes, Agus Sugiarto saat ditemui Espos, Sabtu (26/4) di sela-sela mencari data di Puskesma 2 Jatisrono. Agus membenarkan kedatangannya terkait kematian anak berusia dua tahun yang suspect AI. “Hasil pasti pengecekan laboratorium terhadap sempel korban akan dikirim ke DKK Wonogiri. Tapi, faktor risiko dari kematian unggas kepada manusia sangat kuat. Kami akan menelusuri, apakah korban akibat kontak dengan unggas atau akibat penularan dari manusia ke manusia,” ujar Agus.

Lebih lanjut Agus menerangkan, anggota tim akan melihat prosedur tetap yang dilakukan oleh seorang dokter maupun rumah sakit ketika melakukan tindakan terhadap korban. “Termasuk apakah tamiflu diberikan kepada korban atau tidak, karena obat bagi penderita suspect AI sudah ada.”

Agus menegaskan, dari 34 provinsi di Indonesia hanya Provinsi Maluku Utara yang dinyatakan bebas flu burung pada unggas. Dia meminta petugas kesehatan melakukan surveilen aktif secara ketat di Dusun Kopen selama 30 hari. “Surveilen pada manusia di lokasi terdampak dilakukan selama 14 hari.”

Advertisement

Setelah mencari data di Puskesmas 2 Jatisrono, anggota tim investigasi berkunjung ke rumah keluarga korban. Kabid Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) DKK Wonogiri, Suprio Heryanto yang mendampingi anggota tim menegaskan, kematian balita di Dusun Kopen merupakan kejadian luar biasa (KLB). “Kematian seekor unggas akibat flu burung sudah masuk kategori KLB. Apalagi ada kematian manusia. Untuk itu, petugas kesehatan dari Puskesmas 2 Jatisrono meski melakukan pemantauan dan tindakan terhadap manusia di Dusun Kopen. Waktunya selama 14 hari. Jika ada warga yang demam segera dilakukan tindakan.”

Suprio menyatakan, kematian Ridho akibat suspect AI menambah data di DKK menjadi tiga orang, setelah kejadian serupa menimpa warga Desa Ngunggahan, Kecamatan Eromoko pada 2007 dan warga Desa Bero, Kecamatan Manyaran pada 2008. Kepala Puskesmas 2 Jatisrono, Sumarsono, SKM bercerita, kematian korban Ridho berawal dari kematian unggas di daerah tersebut pada awal April 2014.

“Korban Ridho ketika diperiksa ke Pos Kesehatan Desa pada 7 April diketahui menderita demam. Dokter PKD memberikan obat selama tiga hari. Di hari keempat, demam belum turun, korban diperiksakan ke klinik pribadi dokter di Slogohimo dan ke dokter anak di Wonogiri. Dari Wonogiri disarankan opname dari 13 April hingga 18 April sebelum dirujuk ke dr Moewardi, Solo. Korban meninggal dunia pada 20 April dan kami mendapat informasi Jumat.”

Advertisement

Diberitakan sebelumnya, seorang anak balita bernama Ridho (bukan Rido), 2, meninggal dunia. Dia diduga tertulas virus AI atau flu burung. Anak itu menjalani rawat inap selama delapan hari di rumah sakit.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif