Jogja
Senin, 29 April 2024 - 17:28 WIB

DIY Kekurangan Pemandu Wisata Profesional, Hanya Ada 400 Orang

Redaksi Solopos.com  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Papan nama Jl. Malioboro yang menjadi salah satu lokasi berfoto wisatawan di kawasan Malioboro, Kota Jogja. (Antaranews.com)

Solopos.com, JOGJA – Daerah Istimewa Yogyakarta masih kekurangan pemandu wisata profesional. Saat ini jumlah pemandu wisata di DIY hanya 400 orang. Sedangkan kebutuhannya lebih dari itu.

Kurangnya kebutuhan pemandu wisata profesional cukup dirasakan terutama untuk yang berbahasa asing, seperti Mandarin, Arab, Korea, dan Rusia.

Advertisement

Kepala Biro Diklat Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) DIY, Yovitalia Hamid, mengatakan saat ini baru ada sebanyak 400 orang pemandu wisata bersertifikasi di wilayah DIY. Jumlah itu berkurang drastis setelah cukup banyak pemandu profesional yang pindah domisili ke berbagai daerah.

Fenomena itu pun menyulitkan pihaknya untuk melayani wisatawan ketika ada event skala internasional.

Advertisement

Fenomena itu pun menyulitkan pihaknya untuk melayani wisatawan ketika ada event skala internasional.

“Jumlahnya memang kurang ya di DIY, terutama untuk divisi bahasa asing, misalnya Korea hanya enam orang, Mandarin delapan orang, Rusia kurang dari lima orang, dan Arab cuma tiga orang,” katanya, Senin (29/4/2024).

Menurut Yovitalia, beberapa waktu lalu saat penyelenggaraan event robotik di JEC pihaknya juga kesulitan mencari pemandu berbahasa Mandarin. Hal ini menjadi salah satu persoalan yang serius bagi organisasi profesi pemandu wisata. Jangan sampai wisatawan merasa tidak nyaman saat berkunjung ke Jogja lantaran kurang lengkapnya pelayanan.

Advertisement

Untuk menjawab persoalan itu, HPI DIY pun menggelar pendidikan pelatihan selama 10 hari dengan melibatkan 46 orang. Sebelumnya peserta telah mengikuti rangkaian seleksi resmi mengikuti pelatihan itu.

Nantinya peserta akan diajarkan materi soal payung hukum pariwisata DIY dan juga pemahaman soal keistimewaan Jogja.

“Terutama soal Sumbu Filosofi yang baru saja ditetapkan Unesco sebagai warisan budaya dunia. Dalam pelatihan nanti peserta akan kami ajak turun ke lapangan untuk eksplorasi langsung dari Tugu sampai Panggung Krapyak,” jelasnya.

Advertisement

Ketua Umum HPI Imam Widodo menyebut, secara nasional ada sebanyak 12.000 lebih pemandu wisata profesional dan paling banyak ada di Bali dengan jumlah 6.000 orang. Diakuinya penurunan jumlah pemandu wisata itu disebabkan oleh saat pandemi Covid-19 yang berkepanjangan dan tidak adanya aktivitas pelatihan.

“Di sisi lain, pemerintah sekarang lebih menyasar pelatihan pemandu di desa wisata, tapi itu bukan profesi. Jadi pemandu di desa wisata lebih banyak dibandingkan yang profesi,” jelasnya.

Imam menyatakan, pendidikan dan pelatihan pemandu wisata ini penting sebagai bentuk regenerasi. Sebab kebanyakan pemandu wisata sekarang sudah berusia di atas 50 tahun.

Advertisement

“Kami berharap peserta bisa mengikuti pelatihan dengan serius dan sungguh-sungguh, sehingga standar yang kami tetapkan untuk pelayanan bagi wisatawan itu tercapai,” katanya.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul DIY Kekurangan Pemandu Wisata Berbahasa Asing

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif