Bisnis
Selasa, 30 April 2024 - 19:16 WIB

Rumah BUMN Solo: Rangkul Anak Muda, Dorong Puluhan Ribu UMKM Naik Kelas

Redaksi Solopos.com  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengunjung melihat-lihat produk UMKM yang dipajang di Rumah BUMN Solo. Tahun ini, Rumah BUMN Solo dibawah koordinator BRI Kantor Cabang Solo Slamet Riyadi (Sosri). Foto diambik, Senin (29/4/2024). (Solopos.com/Ika Yuniati)

Solopos.com, SOLO — Deretan produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terlihat dipajang rapi dalam rak kayu di ruangan paling depan Rumah BUMN Solo, Senin (29/4/2024) pagi.

Produk UMKM yang dipajang beragam, mulai dari tas kulit, handycraft, tenun, hingga baju batik. Koordinator Rumah BUMN, Wachid Sedyo Prakoso, menyambut hangat sejumlah jurnalis yang liputan pada Senin itu.

Advertisement

Ia kemudian bercerita sejarah panjang perjalanan rumah bagi para puluhan ribu UMKM di Soloraya ini.

Rumah BUMN Solo yang terletak di Jalan Adi Sucipto, Manahan, Solo, kali pertama berdiri pada 2016 dengan nama Rumah Kreatif BUMN (RKB). Baru kemudian pada 2020 lalu berganti nama menjadi Rumah BUMN Solo.

Wachid mengatakan sampai hari ini mereka telah melakukan pendampingan dan pelatihan kepada 74.000 lebih UMKM di Soloraya.

Saat masih bernama RKB pada 2016 silam, mereka hanya memfasilitasi pendampingan bagi UMKM. Selanjutnya, setelah berganti nama menjadi Rumah BUMN, mereka juga mengembangkan co working space untuk anak muda di Soloraya.

Wachid mengatakan, puluhan ribu UMKM tersebut telah mengakses berbagai fasilitas yang disediakan Rumah BUMN Solo seperti pendaftaran produk di e-commerce, pelatihan, hingga fasilitas pameran.

Menurutnya, ada enam program utama yang mereka jalankan sebagai Rumah BUMN.

Pertama yakni menjadikan Rumah BUMN sebagai coworking space, pengembangan UMKM, informasi tanggap bencana, program kemitraan dan KUR, basecamp millenials, dan informasi Rumah BUMN Nasional.

Advertisement

“Dari keenamnya, hanya satu fungsi yang belum ada di kami yakni soal tanggap bencana. Harapannya jangan sampai ada bencana ya,” kata Wachid.

Wachid menambahkan, Rumah BUMN Solo saat ini di bawah pengelolaan BRI Kantor Cabang Solo Sriwedari (Sosri). Melalui pendampingan BRI Kanca Sosri, mereka mengembangkan UMKM dengan beberapa klasifikasi kelas.

Pertama Go Online atau terdaftar di marketplace, Go Digital atau terdaftar di media sosial, Go Modern atau telah memiliki situs yang terverifikasi, dan terakhir Go Global.

Kategori tersebut bertujuan mengklasifikasikan UMKM sehingga nantinya pendampingan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan mereka.

Suasana co-working space di Rumah BUMN Solo yang dibuat khusus untuk memfasilitasi anak muda maupun komunitas muda di Solo, Senin (29/4/2024). (Solopos.com/Ika Yuniati)

Dilansir https://rumah-bumn.id/, alur pembinaan UMKM di Rumah BUMN dimulai dengan registrasi di portal Rumah BUMN. Selanjutnya dilakukan verifikasi dan pengecekan data.

Disusul asistensi atau pendampingan dan pelatihan. Selanjutanya akan ada tahap digitalisasi, yakni UMKM dibekali alat dan modul agar proses usahanya terdigitalisasi.

Advertisement

Terakhir yakni dibantu pemasaran daring melalui sejumlah platform termasuk marketplace.

Sementara itu, jika ada yang membutuhkan pendanaan, biasanya akan direkomendasikan kepada BRI terdekat domisili mereka agar mendapatkan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR).

“Pendampingan memang sesuai kebutuhan UMKM. Ya termasuk misal ada yang butuh pendanaan, akan kami arahkan ke KUR BRI di kantor terdekat rumah mereka,” tambah Wachid.

Wachid mengatakan pelatihan bagi UMKM biasanya diadakan setiap sebulan. Jenis pelatihannya disesuaikan dengan kebutuhan anggota saat agar lebih tepat sasaran.

Misalnya digital marketing, soal manajemen keuangan, pemanfaatan kain perca, hingga pengolahan makanan. Sementara, pengisi pelatihan dipilih mereka yang ahli di bidangnya masing-masing.

Selain pelatihan, mereka juga membantu promosi para UMKM dengan memajang produk mereka Rumah BUMN Solo.

Hampir semua anggota Rumah BUMN Solo juga sudah terdaftar dalam situs resmi Rumah BUMN untuk menjembatani mereka dengan pembeli.

Advertisement

Animo masyarakat Solo untuk bergabung mengembangkan UMKM cukup tinggi. Wachid mengatakan rata-rata anak muda berusia 20 tahun hingga 40 tahun dengan jenis usaha beragam.

Mayoritas selalu aktif jika mengikuti diskusi ataupun pelatihan. “Semua boleh gabung dengan Rumah BUMN dan ikut pelatihan kami, asalkan kuotanya masih ada,” kata Wachid.

Rumah BUMN dan Anak Muda

Tak hanya itu, Wachid, juga mempertemukan anak muda kreatif dengan pelaku UMKM. Mereka beberapa kali menerima mahasiswa magang yang kemudian diajak kolaborasi membantu UMKM.

Beberapa waktu terakhir misalnya, mahasiswa ISI Solo yang tengah magang di Rumah BUMN diajak membantu membuatkan logo UMKM.

Di sisi lain, Rumah BUMN Solo juga dibuat jadi ruang pertemuan anak muda maupun mahasiswa sekitar melalui co working space. Co working space menyediakan beberapa ruangan gratis lengkap dengan jaringan Internet.

Mahasiswi Mercu Buana Yogyakarta, Ayu Kurniati, 23, adalah salah satu pengguna co working space Rumah BUMN Solo. Ayu sudah kali kedua memanfaatkan salah satu ruangan di sana untuk menyelesaikan tugas kuliah.

Advertisement

Ia memuji adanya ruang yang tenang dan nyaman untuk masyarakat umum. Baginya, co working space Rumah BUMN Solo cukup membantunya maupun warga lain yang butuh ruang gratis.

Apalagi, mahasiswa selalu butuh ruang kerja nyaman tapi tak semua punya uang lebih untuk menyewa co working space komersial. “Manfaat banget ya buat saya. Tapi Wifi-nya kurang lancar, jadi mungkin bisa sedikit dibenahi,” kata dia.

Bawa UMKM Naik Kelas

Branch Manager BRI Kantor Cabang Solo Slamet Riyadi, Agung Ari Wibowo, saat ditemui wartawan, Senin (18/3/2024), mengatakan pihaknya sangat konsen pada pengembangan UMKM.

Khususnya upaya agar membawa para UMKM naik kelas.

Goals tersebut diwujudkan secara menyeluruh sesuai dengan visi mereka yakni memberi makna Indonesia.

Para Mantri BRI tak hanya betugas mencari nasabah yang bisa mendapatkan pendanaan KUR. Melainkan juga menjalankan perannya sebagai financial advisor bagi para UMKM.

Advertisement

Nasabah juga diarahkan untuk bergabung dengan Rumah BUMN Solo agar mendapatkan pendampingan maksimal. Misalnya ada yang butuh pelatihan digital marketing, packaging, dan lainnya.

Para UMKM kemudian didorong untuk mendaftarkan diri di Fresh Market UMKM Binaan & Klaster Usaha Localoka agar mempermudah BRI memberikan treatment sesuai kebutuhan mereka.

Hal penting lainnya yakni, mereka membangun eksosistem baik antarnasabah maupun ekosistem di komunitas. Salah satu yang saat ini mereka damping yakni kluster car free day (CFD) dan heterospace.

“Misal nasabah kami ada yang usahanya bikin pentol, kami carikan nasabah yang juga menjual daging sapi dari tangan pertama, agar lebih murah,” kata dia.

Di sisi lain, BRI juga telah melakukan beberapa aksi nyata melalui pembentukan Holding Ultra Mikro, bersama dengan Pegadaian dan PNM.

Kolaborasi ini menyediakan layanan keuangan yang terintegrasi dan memastikan nasabah umi dapat naik kelas dalam satu ekosistem yang utuh dalam konsep empower, integrate, dan upgrade.

Pemberdayaan UMKM BRI saat ini tumbuh pesat. Pada 7 Maret 2024 ini misalnya hasil dari holding ultramikro telah menjangkau nasabah kredit hingga 44 juta UMKM dan 173 juta nasabah simpanan/tabungan.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif