Jogja
Minggu, 13 April 2014 - 02:00 WIB

Sleman Siapkan Ikon Batik Baru

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang desainer dari APPMI menunjukkan kain batik kombinasi antara motif parijotho dan salak yang nantinya akan menjadi ikon batik Kabupaten Sleman, Jumat (11/4/2014). (JIBI/Harian Jogja/Rima Sekarani I.N.)

Harianjogja.com, SLEMAN—Sleman akan memperkenalkan ikon batik terbarunya pada hari jadinya pada Mei mendatang. Dengan menggandeng desainer dari Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) DIY, kombinasi motif batik parijotho dan salak yang akan ditonjolkan.

“Parijotho merupakan tanaman yang ada di lereng Merapi, sekitar Pakem dan Cangkringan. Tanaman ini berkhasiat baik dari daun dan buahnya,” kata Ketua Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Kabupaten Sleman, Kustini Sri Purnomo, ketika ditanya mengapa dua motif itu yang jadi andalan, Jumat (11/4/2014).

Advertisement

“Salak itu ciri khas Sleman. Kami ingin ada nilai kultur di dalam batik,” katanya lagi.

Sebanyak tujuh desain batik yang akan digunakan merupakan hasil lomba desain batik yang diadakan Sleman pada 2013 lalu. Pakaian berbahan batik ini akan dikenakan secara perdana pada ulang tahun Sleman pada 15 Mei 2014 mendatang. “Nanti semua pejabat pakai batik Sleman. Para penari dan Dimas-Diajeng juga,” ucap Kustini Sri Purnomo.

Langkah awal pengenalan batik parijotho dan salak sebagai ikon batik Sleman akan dilakukan 23 April nanti di Royal Ambarrukmo. Sejumlah desainer dari APPMI DIY akan menampilkan karya terbaiknya.

Advertisement

“Dengan dukungan Disperindakop [Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi] dan Dinas Kebudayaan DIY, kami punya kesepakatan untuk mengembangkan batik Sleman,” kata Lia Mustafa, Ketua APPMI DIY.

Diungkapkan Lia Mustafa, akan ada 20 desainer yang bergabung dalam kegiatan tersebut. Sementara empat di antaranya akan menampilkan desain mozaik Merapi. “Kebetulan saya pernah jadi volunter di Merapi. Warna dan siluet dari desain saya nanti menggambarkan bagaimana Merapi yang kharismatik,” katanya.

Karya yang ditampilkan di Royal Ambarrukmo nanti akan mengacu pada konsep tren busana tahun 2015. “Tema kami adalah alliance yang lebih mendasar tentang tradisi dan moderenisasi,” ucap Lia Mustafa.

Advertisement

“Kalau saya akan menampilkan batik pari jotho yang biasanya klasik jadi full color dan ceria,” kata Amin Hendrawijaya, desainer sekaligus Wakil Ketua APPMI DIY. Menurutnya, tren busana 2015 akan kembali seperti di tahun 1960 hingga 1970.

Ke depannya, batik Sleman akan dibuat secara masal agar bisa dikenakan oleh masyarakat Sleman secara luas. “Harapannya akan dipakai PNS dan anak-anak Sleman, mulai dari Tk hingga SMA, sehingga batik Sleman akan terangkat,” ujar Kustini.

Dia mengungkapkan telah ada 24 paguyuban batik di Sleman yang akan diajak bekerja sama untuk rencana tersebut.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif