SOLOPOS.COM - Siswa SMAN 1 Boyolali meminta restu kepada guru mereka dalam rangka persiapan menghadapi UN 2014 di sekolah setempat, Jumat (11/4/2014). (Septhia Ryanthie/JIBI/Solopos)
Solopos.com, BOYOLALI — Siswa-siswa Kelas XII SMAN 1 Boyolali, Jumat (11/4/2014), Boyolali mengikuti doa bersama dan istigasah menjelang pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2014 di masjid sekolah setempat.
Beberapa di antara peserta istigasah itu tampak menitikkan air mata ketika memanjatkan doa demi memohon kepada Allah SWT diberikan kekuatan agar bisa menghadapi pelaksanaan UN 2014 yang dijadwalkan Senin-Rabu (14-16/4) dengan baik dan lancar. Seusai mengikuti istigasah, Fauziyah Rusdiyana, 18, siswi Kelas XII IPA 4 menuturkan kesiapannya menghadapi UN.
“Persiapannya selain materi, juga mental dan fisik. Selama ini kami sudah dibekali dengan beberapa kali mengikuti try out [uji coba], tambahan pelajaran, hingga mengadakan belajar kelompok, sehingga insya Allah, kami siap untuk menghadapi UN tersebut,” ungkap Fauziyah.
Sementara Wakil Kepala Bidang Humas SMAN 1 Boyolali, Andresyanti Eka Pratiwi, doa bersama dan istigasah rutin diadakan setiap kali menjelang pelaksanaan UN. Kegiatan tersebut dimaksudkan agar dapat menguatkan para siswa dari sisi mental dan psikologis dalam menghadapi UN. Peserta UN kali ini sebanyak 304 orang dari jurusan IPA dan IPS, ditambah satu kelas akselerasi. “Harapannya mereka bisa mengerjakan soal-soal UN dengan lancar,” kata Andresyanti.
Dalam kegiatan itu, doa dan tausiyah dipimpin dua guru agama Islam, yakni Sri Mulyono dan Budi Utomo. Sedangkan untuk siswa yang beragama lain, yakni Kristen dan Katholik, juga melakukan doa bersama di ruang agama. Selepas doa bersama, para siswa pun meminta restu dari guru-guru sekolah setempat.
Doa bersama menjelang UN juga digelar di beberapa sekolah lainnya. Salah satunya, SMK Annur Ampel. Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMK Annur Ampel, Rinawati, menginformasikan, setelah digelar doa bersama, semua siswa yang akan mengikuti UN tersebut bersalam-salaman dengan guru-guru dan orang tua siswa untuk meminta restu. “Banyak yang menitikkan air mata sehingga membuat suasana haru,” ujar Rinawati ketika menghubungi Solopos.com, Jumat.