Soloraya
Jumat, 11 April 2014 - 12:27 WIB

Renovasi Pasar Ngemplak Molor Juni

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pasar Ngemplak( JIBI/dok)

Solopos.com, SOLO–Proyek renovasi Pasar Ngemplak yang sedianya dimulai pertengahan Maret harus diundur hingga bulan Juni. Hal itu setelah Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) mengeluarkan syarat baru yang mengganjal peserta lelang.

Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo Subagiyo, saat ditemui wartawan susai peletakan batu pertama Kantor Kelurahan Sangkrah, Jumat (11/4/2014), mengatakan penyedia jasa layanan konstruksi saat ini wajib memiliki surat keterangan keahlian (SKA) dan surat badan usaha (SBU). Padahal, menurut Subagiyo, banyak kontraktor yang belum mengantongi persyaratan tersebut. “Karena kemarin lelangnya terlambat, baru saja ada syarat baru dari Kemen PU yang meminta kontraktor melengkapi SKA dan SBU,” ujarnya.

Advertisement

Dengan sejumlah persyaratan ini, pihaknya memerkirakan lelang hingga pembangunan baru bisa berjalan Juni. Subagiyo memberi waktu dua bulan bagi kontraktor melengkapi persyaratan lelang. Pihaknya menargetkan proyek senilai Rp1,2 miliar tersebut rampung bulan September-Oktober. “Waktu pekerjaan sekitar empat bulan,” tuturnya.

Pasar Darurat

Lebih jauh, halaman di sekitar pasar akan digunakan sebagai lokasi pasar darurat. Menurut Subagiyo, lokasi tersebut paling memungkinkan dari segi aksesibilitas dan luasan lahan. Saat ini, pasar yang berlokasi di Jl. Ahmad Yani itu dihuni sekitar 70 pedagang sayuran,  hingga kelontong.

Advertisement

“Nanti (pasar darurat) kami tempatkan di halaman sekitar pasar. Kiosnya kami buat membelakangi jalan agar tidak mengganggu kelancaran lalu lintas. Nanti juga akan dipasang barikade pemisah,” ujarnya.

Subagiyo mengatakan pedagang yang memiliki los akan diberi jatah 3-4 meter di pasar darurat. Sedangkan pedagang berkios dijatah seluas 6 meter. Pihaknya berharap pedagang menerima opsi tersebut. Sebab, alternatif lain yakni Monumen 45 Banjarsari dinilai terlalu jauh. “Pedagang kemarin kan mintanya tidak jauh dari pasar agar tidak ditinggal pelanggan. Opsi paling logis ya di depan pasar.”

Seorang pedagang pasar, Tukinem, 55, saat ditemui solopos.com, mengaku belum pernah dilibatkan ihwal renovasi pasar hingga saat ini. Namun, pedagang asal Bibis Baru ini sepakat dengan opsi pasar darurat pilihan DPP. “Setuju saja, kalau bisa jangan jauh-jauh,” ucapnya.

Advertisement

Perempuan yang sudah berdagang di Pasar Ngemplak sejak 1970 ini berharap pasar bisa berjaya kembali setelah renovasi. Sebab beberapa tahun terakhir, dagangannya hiknya berangsur sepi. “Terakhir pasar diperbaiki tahun 1981. Ya penginnya ramai, kalau sekarang pukul 13.00 WIB biasanya sudah pulang. Tidak ada pembeli lagi.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif