News
Kamis, 10 April 2014 - 17:20 WIB

Mabes Polri Bantah Adanya Penangkapan Tersangka Teroris

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Boy Rafli Amar (JIBI/Solopos/dok)

Solopos.com, JAKARTA–Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol. Boy Rafli Amar membantah adanya penangkapan terduga teroris di wilayah Tasimalaya. Berita penangkapan itu sempat diberitakan di beberapa media online pada Rabu (10/4/2014).

“Tidak benar ada penangkapan tersangka teroris dan penyitaan bahan peledak baik pada tanggal 9 atau tanggal 8,” ujar Boy kepada wartawan, Kamis (10/4/2014).

Advertisement

Menurut Boy, penangkapan yang dilakukan oleh unit reserse Polres Tasikmalaya pada Selasa (8/4/2014) lalu adalah terhadap seorang berinisial AS yang mengaku sebagai anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror dan mengirim pesan singkat kepada Kapolres Tasikmalaya Ajun Komisaris Besar Novan Widyayoko.

Pesan singkat itu, lanjut Boy, menginformasikan Kapolres mengenai kelompok Abu Roban yang berkeliaran dan telah dilakukan penangkapan terhadap dua tersangka teroris dan penyitaan barang bukti berupa peledak. AS mengirimkan pesan singkat sebanyak empat kali.

“Jadi di sms ini seolah-olah si pelaku adalah densus. Namun, dari respon Kapolres, tentunya setelah minta petunjuk dan bimbingan, berkoordinasi dengan densus untuk mengkonfirmasi penangkapan itu,” tambah Boy.

Advertisement

Rupanya, Densus 88 wilayah Jawa Barat mengatakan penangkapan teroris di Tasikmalaya seperti yang diinformasikan oleh AS tidaklah benar. Sehingga, polisi pun segera bertindak untuk mengamankan AS.

“Saat ini sudah diamankan di Polresta Tasikmalaya dan tengah menjalani pemeriksaan. Ditangkapnya tanggal 8, di Jalan Zainul Mustafa, pukul 19.00,” imbuhnya.

Dari penangkapan terhadap AS, polisi juga menyita barang bukti berupa airsoft gun yang mirip dengan senjata jenis FN dan dua alat komunikasi. Polisi menduga senjata tersebut telah disalahgunakan oleh AS.

Advertisement

Saat ini, polisi masih mendalami kasus penyebaran informasi tipuan ini. Namun, Boy menduga motif pelaku menyebarkan informasi palsu ini adalah untuk memunculkan kesan bahwa ada ancamam teroris pada hari pemilihan legislatif.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif