Jogja
Kamis, 10 April 2014 - 13:10 WIB

Bupati Kulonprogo Tak Masuk DPT, Nyoblos Pakai Formulir A5

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, KULONPROGO—Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, tidak termasuk dalam daftar pemilih tetap (DPT) di tempat pemungutan suara (TPS) 13 Klepu, Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap. Hasto beserta istrinya, Dwikisworo Setyowireni, tercatat sebagai DPT tambahan yang menggunakan formulir A5.

Orang nomor satu di Kulonprogo tiba di TPS 13 sekitar pukul 07.50 WIB dan menggunakan hak suaranya 10 menit kemudian setelah mendapat nomor urut 45 dan 46, Rabu (9/4/2014).

Advertisement

Usai melakukan pencoblosan, Hasto berharap, saat penghitungan suara kondisi masyarakat tetap kondusif dan para caleg menjunjung sportivitas. “Jika caleg menerima hasil pemilu dengan ikhlas tidak akan muncul konflik,” ujarnya.

Ditekankannya, pemimpin di masa mendatang harus merakyat dan dekat dengan konstituennya, terlebih konstituen lokal di daerah pemilihannya. Ia menitipkan warga miskin di tiap dapil supaya tetap diperhatikan dengan anggota legislatif yang baru. “Fokusnya tetap di pengentasan kemiskinan,” tegas Hasto.

Ia menambahkan, para anggota dewan dapat mendampingi KK miskin dengan ikut mendiagnosis penyebab kemiskinan serta menyerap aspirasi masyarakat.

Advertisement

Sementara ketua kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) Hargowilis, Sukarjo, membenarkan bupati Kulonprogo masuk dalam daftar pemilih tambahan. “Tapi saya tidak tahu pasti apakah pindahan dari Wates atau Sleman,” ujarnya.

Diungkapkannya, secara keseluruhan pemungutan suara berjalan lancar. Tercatat 337 DPT yang akan menggunakan hak suaranya di TPS 13. Sedangkan jumlah keseluruhan DPT di Hargowilis sebanyak 5.152 orang.

Kendati demikian, ia tidak menampik jika persiapan penyelenggaraan pemilu terbilang serba mendadak. Terbukti poster informasi surat suara sah baru datang sehari sebelum pemilu legislatif.

Advertisement

Tidak hanya itu, ia juga mengeluhkan ketidaksiapan Kesejahteraan Pembangunan dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) yang baru hadir di TPS H-1 pemilu padahal logistik sudah datang sejak H-2.

“Jadi, warga desa melakukan pengamanan secara swadaya,” tukasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif