Soloraya
Senin, 7 April 2014 - 15:44 WIB

BANJIR KLATEN : Ratusan Hektare Sawah Klaten Jadi Danau Dadakan

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu petani memantau kondisi sawah di Desa Karangasem, Kecamatan Cawas, Senin (7/4/2014) pagi. Ratusan hektare sawah di desa setempat terendam karena tanggul Kali Gamping jebol karena tidak kuat menahan derasnya aliran air. (Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN — Ratusan hektare (ha) lahan pertanian di tiga kecamatan di Klaten mendadak berubah menjadi danau, Senin (7/4/2014). Pasalnya, sejumlah anak Kali Dengkeng di wilayah tersebut meluap hingga membanjiri sawah milik warga pada Minggu (6/4/2014) petang.

Ketiga kecamatan yang lahan pertaniannya terendam air tersebut adalah Cawas, Bayat dan Wedi. Sedikitnya, ada delapan desa di tiga kecamatan yang lahan pertaniannya terendam air. Informasi yang dihimpun Solopos.com, musibah tersebut berawal saat kawasan Klaten dan sekitarnya diguyur hujan lebat sekitar pukul 15.00 WIB. Tingginya intensitas hujan di berbagai wilayah praktis membuat sejumlah anak Kali Dengkeng meluap.

Advertisement

Di Desa Karangasem, Kecamatan Cawas, luapan Kali Gamping bahkan sampai menyebabkan tanggul yang masih terbuat dari tanah jebol. Pantauan Solopos.com di lokasi, Senin, tanggul yang jebol tersebut panjangnya sekitar 30 meter. Akibatnya, lahan pertanian yang ada di sebelah selatan kali berubah menjadi danau karena terendam air. Meski sawah masih terendam, namun puluhan petani tetap bergotong royong membersihkan sampah yang terbawa aliran air.

Salah satu petani dari Dusun Namengan, Desa Karangasem, Harno Suwiryo, 85, mengaku baru selesai menanam padi pada Minggu siang. Namun, sekitar pukul 18.00 WIB, tanggul sudah jebol dan menggenangi sawah seluas 5.400 meter persegi miliknya. “Padahal saya baru selesai menanam padi sekitar pukul 13.00 WIB, namun saat magrib itu tanggulnya jebol dan sawahnya terendam air,” jelasnya kepada wartawan di lokasi, Senin.

Dia pun memastikan ribuan meter persegi tanaman padi miliknya akan mati. “Tanaman padi jelas akan mati kalau terendam air. Apalagi baru beberapa jam selesai ditanam dan sampai Senin belum surut,” katanya. Akibat musibah tersebut, dia memastikan kerugian mencapai sekitar Rp2,2 juta.

Advertisement

Sementara itu, Kepala Desa Karangasem, Surono, mengatakan pada awal tahun ini tanggul di kawasan tersebut telah jebol dua kali. “Pertama, tanggul Kali Gamping tersebut jebol pada akhir Februari. Kemudian, kemarin [Minggu] petang kembali jebol di sebelah timurnya,” katanya kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin.

Akibat musibah tersebut, sambung Surono, seluas 100-an Ha lahan pertanian terendam air. “Sekitar 100 Ha lahan pertanian terkena dampak banjir dan kerugian mencapai sekitar Rp300 juta,” imbuhnya.

Sementara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, jajaran Kodim, Koramil, Muspika Cawas dan Polsek sudah meninjau lokasi tanggul yang jebol pada Minggu malam. Kepala BPBD klaten, Sri Winoto, mengatakan akan membuat membuat tanggul darurat dari karung sak. “Kami juga berencana mengirimkan logistik untuk kerja bakti pembuatan tanggul darurat,” jelas Sri Winoto.

Advertisement

Tanggul jebol juga terjadi di Desa Jambakan, Kecamatan Bayat. Akibatnya, ratusan hektar sawah juga terendam air. Di Kecamatan Wedi, banjir juga menggenangi ruas jalan alternatif Jogja-Pacitan-Wonogiri yang melintasi Bayat. Bahkan, tidak sedikit pengendara bermotor yang menuntut karena kendaraannya mogok. Pasalnya, ketiggian air mencapai lebih dari 50 cm.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif