News
Minggu, 6 April 2014 - 20:20 WIB

UN SMA 2014 : 8 Sekolah di Solo Menginduk, Ini Dia Daftarnya!

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Ujian Nasional (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Solopos.com, SOLO– Sejumlah sekolah di Solo akan menginduk ke sekolah lain untuk pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2014. Salah satu faktor yang mempengruhi penggabungan sekolah tersebut adalah mengenai jumlah siswa yang mengikuti UN.

Disampaikan Ketua Panitia UN kota Solo, Aryo Widyandoko, untuk jenjang SMA/MA/SMK, terdapat 8 sekolah yang menginduk di sekolah lain. Sesuai ketentuan dalam Prosedur Operasional Standar (POS) UN, satuan pendidikan yang dapat melaksanakan UN adalah sekolah atau madrasah yang memiliki peserta UN minimal 20 orang, terakreditasi, dan memenuhi persyaratan lainnya yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

Advertisement

“Alasan menginduk ya karena dua-duanya [jumlah peserta dan akreditasi sekolah],” ujar dia, Sabtu (5/4/2014).

Namun untuk jumlah minimal peserta dalam satu satuan pendidikan tersebut tidak berlaku bagi SMPLB dan SMALB.  Sejumlah sekolah tersebut di antaranya SMA Murni yang menginduk ke SMAN 7. Kemudian SMA 17 Surakarta dan SMA Widya Bhakti Surakarta menginduk ke SMAN 4. Untuk SMAK Pelita Nusantara Kasih akan menginduk di SMAN 3. Sedangkan MA Al Kahfi dan MA Muhammadiyah akan menginduk ke MAN 1 Solo.

Penggabungan sekolah pada pelaksanaan UN juga terjadi di SMK. Seperti SMK Cokroaminoto 1 yang menginduk ke SMKN 2 Solo. Sedangkan SMK Tunas Pembangunan 1 menginduk ke SMKN 1 Solo.

Advertisement

Disampaikan Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora), Unggul Sudarmo, Jumat (4/4), sekolah yang tidak memenuhi kriteria sebagai pelaksana UN akan digabung ke sekolah lain yang lokasinya terdekat. “Selain sekolah yang dekat juga yang bersedia,” terangnya.

Sementara itu Sekretaris Dewan Pendidikan Kota Solo (DPKS), Mundhofir, meminta agar pelaksanaan UN tidak dijadikan sebagai permasalahan yang berlebihan. Terutama bagi peserta UN. “UN sebaiknya jangan dilebih-lebihkan. Jangan sampai karena masyarakat memandang UN ini sebagai segala-galanya, justru menghalalkan segala cara untuk mendapatkan hasil maksimal,” terang dia, Sabtu.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif