Soloraya
Minggu, 6 April 2014 - 04:30 WIB

FLYOVER PALUR : Pembebasan Tanah Tunggu Dana dari Pemerintah Pusat

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Fly over Jombor (Gigih M. Hanafi/JIBI/Harian Jogja)

Solopos.com, KARANGANYAR–Tahap pembebasan tanah proyek flyover di Palur hingga saat ini masih berjalan di tempat. Penyebabnya, anggaran yang diperuntukkan untuk pembebasan tanah masih berada di pemerintah pusat.

Sekda Karanganyar, Samsi, menjelaskan rencana pembebasan tanah di Desa Ngringo dan Desa Dagen menunggu aba-aba dari pemerintah pusat. Pasalnya, sumber dana untuk rencana membebaskan tanah tersebut diambilkan dari pemerintah pusat.

Advertisement

“Masih dalam tahap rencana pembebasan lahan. Untuk yang di Dagen, sudah lama disetujui ganti rugi lahan [senilai Rp6,1 juta per meter]. Tapi, yang di Ngringo belum disetujui. Sembari menunggu turunnya anggaran itu, kami terus melakukan pendekatan dengan masyarakat setempat. Di sini, kami hanya sebagai fasilitator antara pemerintah pusat dengan warga,” katanya saat ditemui wartawan di gedung DPRD Karanganyar, Sabtu (5/4/2014).

Saat disinggung tentang anggaran yang disediakan dalam proses pembebasan lahan proyek flyover Samsi belum dapat menjelaskan secara detail.

“Kalau plafon anggarannya, memang sama dengan ganti rugi yang di Dagen [senilai Rp6,1 juta per meter]. Di Ngringo sebenarnya juga berada di angka itu. Tapi, saat ini masih dilakukan negosiasi dengan warga. Kami terus melakukan komunikasi dengan warga. Semoga, tak lama lagi urusan ganti rugi lahan rampung. Pengerjaan flyover juga berjalan sesuai waktu [dikerjakan PT. Wijaya Karya selama 18 bulan terhitung Desember 2013],” katanya.

Advertisement

Sebelumnya, Kepala Desa (Kades) Ngringo, Sardiman, mengatakan 30-an warganya tetap meminta harga ganti rugi tanah dibedakan dengan di Jaten. Warga Ngringo meminta besarnya ganti rugi tanah per meter mencapai Rp15 juta.

“Warga masih mempertahankan Rp15 juta per meter untuk ganti rugi. Selaku Kades, saya sudah informasikan hal ini kepada tim pembebasan lahan flyover. Semoga, hal ini bisa menjadi pertimbangan bagi tim pembebasan lahan ke depan. Alasan warga meminta angka seperti itu karena lokasi tanahnya lebih strategis dibanding di Dagen,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif