Soloraya
Sabtu, 5 April 2014 - 17:48 WIB

PENEMUAN MAYAT SRAGEN : Hendak Basmi Hama, Petani Sragen Tewas di Sawah

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Solopos.com, SRAGEN — Dukuh Sidorejo, Desa Ngrombo RT 001, Kecamatan Plupuh, Sragen, gempar, Sabtu (5/4/2014) siang. Penyebabnya adalah penemuan mayat Supar, 74, warga setempat, di sawahnya sekitar pukul 12.00 WIB. Mirisnya, mayat Supar ditemukan istrinya sendiri, Siami, 56.

Informasi yang dihimpun Solopos.com di Mapolsek Plupuh, sekitar pukul 10.00 WIB, Supar pamit berangkat ke sawah kepada istrinya. Supar bermaksud menyemprot tanaman padi yang diserang hama. Namun hingga pukul 12.00 WIB Supar tak kunjung pulang.

Advertisement

Istrinya yang merasa penasaran lantas menyusul Supar ke sawah yang hanya berjarak sekitar 100 meter dari rumahnya. Setiba di sawah, Siami kaget bukan kepalang mendapati suaminya terkapar di areal persawahan. Apalagi saat itu Supar sudah tidak bernapas. Seketika itu juga Siami berteriak minta tolong.

Jeritan Siami membuat warga berduyun duyun datang. Lantaran merasa terguncang, Siami jatuh pingsan. Warga kemudian menggotong tubuh Siami ke rumahnya untuk disadarkan.

Kapolsek Plupuh, AKP Suparmin, melalui Kanitreskrim Polsek Plupuh, Aiptu Djani, mengatakan, Supar sudah tidak bernyawa saat kali pertama ditemukan oleh istrinya di area persawahan dekat saluran irigasi. Begitu mendapatkan laporan warga, polisi langsung mendatangi lokasi kejadian bersama dokter Puskesmas Plupuh. Berdasarkan pemeriksaan polisi, tidak ditemukan tanda-tanda bekas penganiayaan di tubuh korban.

Advertisement

“Dokter Puskesmas Plupuh juga menyatakan Supar kekurangan oksigen sehingga mengalami gagal jantung,” kata dia, saat ditemui Solopos.com di Mapolsek Plupuh. Aiptu Djani menjelaskan, saat ditemukan tak bernyawa korban mengenakan kaos lengan panjang warna kuning.

Korban mengenakan celana kolor warna abu-abu. Menurut polisi, tiga hari terakhir korban sempat mengeluh sakit kepala kepada istri dan keluarganya. Di bagian dada korban juga tertempel dua lembar koyo. “Kesimpulannya korban terkena serangan jantung,” imbuh dia.

Di lokasi kejadian polisi menemukan tangki semprot hama dan ember berisi racikan obat kimia. Diduga kuat ramuan obat tersebut akan digunakan korban untuk menyemprot tanaman padi. “Tangki obat dalam posisi roboh di saluran, diduga tersenggol korban,” sambung dia.

Advertisement

Djani menerangkan, pihak keluarga Supar melalui Bayan setempat, Suminto, menyatakan menolak jenazah Supar diotopsi. Pihak keluarga menguburkan jenazah korban Sabtu sore. Salah seorang warga, Joko, menuturkan, situasi persawahan sedang sepi saat kejadian.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif