Soloraya
Rabu, 2 April 2014 - 17:12 WIB

Duh! Puluhan Ribu Orang Sragen Masih Buta Huruf

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi guru (Dok. JIBI/Harian Jogja)

Solopos.com, SRAGEN — Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sragen menggenjot program pemberantasan buta huruf atau buta aksara di Bumi Sukowati. Program tersebut digenjot menyusul tingginya angka buta aksara di Kabupaten Sragen.

Berdasarkan sensus Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010, angka buta aksara di Sragen mencapai 51.000 orang. Bahkan Sragen menduduki peringkat kedua angka buta aksara di Jawa Tengah (Jateng), di bawah Kabupaten Brebes. Penjelasan tersebut disampaikan Sekretaris Disdik Sragen, Darmawan, ditemui Solopos.com, Rabu (2/4/2014).

Advertisement

Dia mengatakan, program pemberantasan angka buta huruf di Sragen difokuskan kepada masyarakat di bawah usia 60 tahun. Alasannya, warga berusia di atas 60 tahun sudah sulit belajar membaca. “Program pemberantasan buta aksara kami mulai tahun 2012. Konkretnya dengan mengajar baca tulis dan hitung [callistung] masyarakat dalam kelompok-kelompok belajar,” kata dia di kantornya.

Darmawan menjelaskan, satu kelompok belajar terdiri 10-20 orang. Setiap tahunnya, menurut dia, ada 2.000 peserta kelompok belajar calistung. Kelompok-kelompok belajar dikelola oleh Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang ada di masing-masing kecamatan. Kegiatan belajar mengajar di satu kelompok belajar dijatah selama 114 jam dalam kurun waktu enam bulan. Anggaran penyelenggaraan program berasal dari pemerintah pusat. “Tapi tahun ini Pemkab Sragen mengalokasikan Rp180 juta untuk pendamping,” tutur dia.

Dalam waktu dekat, Darmawan mengungkapkan, Direktorat Pendidikan Masyarakat akan menambahkan anggaran Rp1 miliar untuk percepatan program pemberantasan buta huruf atau aksara di Sragen. “Sudah dijanjikan akan ditambah anggaran oleh Dir Dikmas pusat,” kata dia.

Advertisement

Kepala Bidang Pendidikan Non formal (PNF) Disdik Sragen, Darmono, mengatakan, pihaknya kesulitan menemukan daftar warga buta aksara hasil pendataan BPS pada 2010. Meskipun tertera nama dan alamat, namun beberapa kali tim Disdik tidak berhasil menemukan mereka. Darmono melanjutkan, dari total 51.000 warga buta aksara di Sragen, sasaran program pemberantasan buta aksara hanya sekitar 40.000. Mereka warga berusia antara 15-59 tahun. “Warga usia ini yang bisa masuk program pemberantasan buta aksara,” terang dia.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif