Soloraya
Rabu, 2 April 2014 - 17:50 WIB

Dianggap Tak Serius, Lokananta Batal Jadi Museum Musik

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Lokananta (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Keinginan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk menjadikan Lokananta sebagai museum musik, pupus. Pasalnya, Kemendikbud menilai pengelola Lokananta yang berada di bawah Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) tak serius menanggapi keinginan tersebut.

Ditemui wartawan di sela peninjauan ke Museum Radya Pustaka, Selasa (1/4/2014) sore, Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemendikbud, Kacung Marijan menceritakan, awalnya Kemendikbud telah berkomunikasi dengen pengelola perihal masa depan Lokananta.

Advertisement

Bahkan tahun lalu, pihaknya sempat mengalokasikan anggaran perencanaan untuk mengubah Lokananta menjadi museum musik yang rencananya direalisasikan pada 2014. “Nampaknya permintaan kami tersebut tak ditanggapi serius oleh pengelola. Kalau cinta ditolak, kami bisa apa?” ujarnya.

Kacung juga mengatakan pihak pengelola Lokananta juga terkesan mempersulit kunjungan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah saat berkunjung ke Lokananta tahun lalu. “Usulan menjadi museum musik kami respons positif, tapi tak ada jluntrungannya. Kunjungan BPCB ke sana [Lokananta] saja tidak dianggap, gimana kalau begitu? Itu kan tidak kooperatif,” imbuhnya.

Atas dasar itulah, Kemendikbud memutuskan menghentikan gagasan museum musik Lokananta. “Mudah-mudahan sih Lokananta sadar. Kalau mereka mau, bisa saja usulan itu kami kejar lagi,” tegas Kacung.

Advertisement

Pihaknya menyayangkan ribuan koleksi rekaman musik puluhan tahun di Lokananta tak bisa dipamerkan untuk umum. “Saya tidak menutup pintu untuk perkembangan Lokananta, tapi jika mereka menutup pintu, ya bagaimana bisa terjalin komunikasi?” kata dia. Selain koleksi rekaman, Lokananta juga memiliki peralatan rekam yang juga berusia puluhan tahun.

Dihubungi terpisah, Rabu (2/4/2014), Kepala Perum PNRI Cabang Solo Lokananta, Pendi Heryadi mengatakan pihaknya hanya sebagai pengelola harian Lokananta, sementara kebijakan secara universal berasal dari pusat. “Rencana Lokananta mau dijadikan museum harus sepengetahuan dari hulunya atau dari pusat. Sepengetahuan saya dari Direksi PNRI pusat dulu pernah mengajukan usulan itu ke Kemendikbud. Namun karena keterlambatan jawaban dari , sehingga dialihkan pada tahun kemarin,” jelasnya.

Pendi juga mengatakan bunyi surat tersebut tak lain adalah Kemendikbud tak keberatan Lokananta dijadikan museum musik. Pendi juga menampik pernyataan bahwa Lokananta tak serius menggarap ide museum musik. “Sebenarnya bukan tak serius. Tapi saat balasan surat dari Kemendikbud tiba di Lokananta, saat itu tengah terjadi pergantian Direksi PNRI. Direksi yang baru enggan mengambil keputusan sebelum tahu segala sesuatunya tentang Lokananta maupun PNRI secara umum,” jelas dia.

Advertisement

Direksi PNRI yang baru, kata Pendi, lantas meminta ijin kepada Kementrian BUMN untuk menanggapi gagasan museum musik. “Kementrian BUMN juga tidak masalah atau setuju terkait usulan itu. Hanya keterlambatan jawaban saja. Mungkin pada tahun yang akan datang, ide tersebut bakal terealisasi,” ungkapnya.

Pendi juga menyampaikan persetujuannya jika Lokananta dijadikan museum musik. “Secara pribadi setelah saya di Lokananta selama hampir delapan tahun, saya kepengin potensi Lokananta ke depan pengembangannya dijadikan museum. Namun untuk menuju ke arah itu, otorisasinya ada di tangan pusat,” tandas dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif