News
Senin, 31 Maret 2014 - 13:55 WIB

SMA Muhammadiyah Andong Berikan Pelajaran Antikorupsi

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi antikorupsi (JIBI/Solopos/Antara/Dok.)

Solopos.com, BOYOLALI — Isu korupsi yang kerap menjadi perbincangan hangat di media massa disikapi dengan cerdas oleh SMA Muhammadiyah 4 Andong. Pengelola sekolah itu, Minggu (30/3/2014), menyelenggarakan pelajaran khusus antikorupsi bagi siswa-siswinya.

Maklum saja, korupsi kini telah banyak menjerat tokoh dan pejabat. Fenomena inilah yang menjadi keprihatinan banyak kalangan. Namun, tidak sekadar prihatin, SMA Muhammadiyah 4 Andong merilis mata pelajaran khusus antikorupsi.

Advertisement

Pelajaran ciri khusus itu akan menjadi pelengkap pembentukan akhlak siswa khususnya untuk menjadi generasi yang jujur.  Peluncuran mata pelajaran Antikorupsi ini juga diikuti dengan agenda deklarasi dan penandatanganan petisi antikorupsi.

Deklarasi di bacakan oleh siswa. Dalam deklarasi itu, siswa tidak hanya berjanji untuk tidak melakukan perbuatan korupsi, siswa juga mengutuk segala bentuk perilaku korupsi.

Sementara, petisi antikorupsi dilakukan dengan penandatanganan sebuah baliho besar berilustrasikan antikorupsi. Baliho tersebut bergambar sebuah pakaian bertuliskan ”koruptor” yang digantung pada sebuah gantungan baju.

Advertisement

Dalam baliho tersebut juga tertulis, “Petisi Antikorupsi. Koruptor. Daripada Basah Kelamaan, Digantung Aja! Biar Cepat Kering.”

Selain ditandatangani siswa, petisi tersebut juga ditandatangani sejumlah tokoh Muhammadiyah seperti Pengurus Pusat Muhammadiyah yang juga dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Dr. Sudarno Shobron M.Ag., dan Ketua Muhammadiyah Pengurus Cabang Andong, Madyuni S.Pd. Sejumlah poster besar berisi pesan untuk tidak korupsi juga banyak terpasang di tembok-tembok sekolah.

Menurut Kepala SMA Muhammadiyah 4 Andong, Sariman, peluncuran mata pelajaran Antikorupsi ini sebagai salah satu langkah preventif pihak sekolah mengingat budaya korupsi semakin merajalela di Indonesia. “Diharapkan dengan adanya mata pelajaran ini mampu memberikan kontribusi dalam membentuk generasi yang amanah bebas tindak korupsi,” kata Sariman, saat ditemui Solopos.com, di sela-sela peluncuran mata pelajaran Anti Korupsi.

Advertisement

Dia menyebutkan, mata pelajaran ini tidak menginduk pada kurikulum umum milik Dinas Pendidikan melainkan kurikulum khusus dari Muhammadiyah. Sehingga nantinya mata pelajaran ini akan diberikan pada jam pelajaran ekstra. Mulai dari kelas X hingga XII semuanya mendapatkan mata pelajaran ini.

Menurut Sariman, mata pelajaran ini juga merupakan embrio yang bisa diadopsi sekolah lain. Bahkan pihak sekolah berharap ada respons dari pihak Dinas Pendidikan agar mata pelajaran ini bisa menjadi bagian dari kurikulum umum.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif