Soloraya
Sabtu, 29 Maret 2014 - 03:30 WIB

PAMERAN FOTO : Darwis Triadi Bawa A Jorney of Soloraya ke Solo Baru

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Darwis Triadi (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SUKOHARJO — Fotografer senior Darwis Triadi memamerkan 51 karyanya di Atrium Hartono Mall, Solo Baru, Sukoharjo, Kamis (27/3/2014) sampai Minggu (4/5/2014). Dalam pameran foto bertema A Jorney of Soloraya ini, Darwis memajang hasil bidikan selama melakoni perburuan gambar di sejumlah tempat ikonis seperti Waduk Cengklik, Stasiun Purwosari, Benteng Vastenburg, Candi Cetho, Candi Sukuh, Patung Pandawa Solo Baru, hingga sentra kerajinan gong di Desa Wirun Sukoharjo.

Salah satu foto berwarna bidikannya yang diberi judul Landscape Kemuning menampilkan keelokan sebagian wajah Karanganyar saat matahari tenggelam. Semburat rona jingga senja samar-samar menembus kelamnya awan hitam. Di sela kecantikan langit yang mendominasi perhatian, tampak siluet seorang petani bercaping memanggul cangkul di tengah areal persawahan.

Advertisement

Foto berukuran 50 cm x 70 cm ini menampilkan komposisi yang tidak lazim di dunia fotografi. Lewat keberaniannya, Darwis menampilkan perbandingan komposisi langit dan daratan 1:10. Dengan komposisi ini, permainan gradasi warna dari siluet persawahan, areal pergunungan, dan langit, tampak lebih dramatis.

Kepada wartawan di sela-sela pembukaan pameran yang digelar Kamis (27/3/2014) malam, Darwis mengungkapkan gambar tersebut tak sengaja ia ambil pada akhir Januari lalu. Kala itu dirinya tengah dalam perjalanan pulang berburu gambar di Candi Cetho dan Candi Sukuh. Di tengah perjalanan, Darwis tertarik menjajal secangkir kopi racikan di dekat areal perkebunan teh Kemuning.

Selepas minum kopi, senja yang tampak sempurna sore hari itu menggerakkan naluri fotografinya untuk mengambil kamera. Hasilnya, satu foto kembali lahir dari rekaman lensa kameranya. Foto yang disajikan dengan teknik olah gambar minimalis ini sengaja ditampilkan apa adanya. Darwis hanya memberikan efek rustic (kasar) untuk membingkai fotonya.

Advertisement

“Solo dan sekitarnya memang punya banyak sekali tempat untuk dieksplorasi. Sebagian karya saya di sini hanya diambil selama hunting dua hari saja,” kisah Darwis.

Bagi forografer kelahiran Solo ini, dirinya paling tidak suka memberikan olah gambar digital yang berlebihan. Menurutnya, esensi foto bisa hilang apabila fotografer terlalu banyak memberikan efek tersebut.

“Editing seperlunya saja. Makna melukis dengan cahaya jangan sampai hilang. Kalau itu hilang, roh [foto]-nya juga hilang. Banyak yang bilang karya foto saya ‘bernyawa’, itu karena gambar jebretan foto non-komersial saya kebanyakan enggak pakai digital imaging,” ungkapnya.

Advertisement

Salah seorang pengunjung, Rahmalia Anggraini, 18, mengatakan kekuatan karya foto Darwis Triadi dalam pamerannya kali ini adalah sang fotografer bisa menampilkan gambar dalam angle yang tidak biasa. “Pengambilan gambarnya unik sekali. Biasanya kebanyakan foto hanya menampilkan gambar yang begitu-begitu saja,” katanya, saat ditemui Espos, di sela-sela pameran, Kamis.

Pameran fotografi yang digelar di salah satu pusat perbelanjaan di Solo Baru ini merupakan rangkaian acara Hartono Mall All About Photography bertema Chasing Solo Baru Dream. Selain pameran, akan ada lomba foto bertema Capturing Soloraya pada 26-27 April 2014, Hartono Mall on Camera pada 27 April-4 Mei 2014, lomba foto Model and Lifestyle on Hartono Mall pada 4 Mei 2014, dan Workshop The Magic Lighting for Digital Photography pada 4 Mei 2014.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif