Soloraya
Sabtu, 29 Maret 2014 - 05:03 WIB

BENCANA WONOGIRI : Kerugian Bencana Alam Januari-Maret Capai Rp3 Miliar

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi banjir di Wonogiri. Kondisi banjir di Gunungan, Desa Wonodadi, Pracimantoro, Wonogiri, saat banjir 14 Maret 2012. (JIBI/Solopos/Trianto Hery Suryono)

Solopos.com, WONOGIRI –Kerugian material akibat bencana alam di Kabupaten Wonogiri selama Januari-akhir Maret mencapai senilai kurang lebih Rp3 miliar. Empat bencana alam yang kerap melanda Kota Gaplek yakni tanah longsor, banjir, kebakaran dan angin lisus.
Hujan dengan intensitas tinggi di Wonogiri mengakibatkan bencana alam di sejumlah kecamatan. Bencana alam tersebut yakni banjir, angin lisus dan tanah longsor. Terakhir, dua bencana alam sekaligus menghantam wilayah Wonogiri pada Selasa (25/3/2014) lalu. Bencana alam tersebut yakni tanah longsor terjadi di Dusun Timoyo, Desa Bero, Kecamatan Manyaran. Sementara banjir merendam beberapa desa di Kecamatan Selogiri.
Staf Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Lilik Dwi Jatmiko mengatakan selama Januari terdapat 29 kasus bencana alam. Perinciannya, tanah longsor 18 kasus, banjir lima kasus, angin lisus empat kasus dan kebakaran dua kasus. Total kerugian material akibat bencana alam senilai Rp1.050.757.500.
Selama Februari terjadi 15 kasus bencana alam. Perinciannya, tanah longsor lima kasus, banjir lima kasus, angin lisus tiga kasus dan kebakaran dua kasus. Total kerugian material akibat bencana alam senilai Rp555.000.000. Sementara hingga akhir Maret terdapat sembilan kasus yakni tanah longsor tiga kasus, banjir dua kasus, kebakaran tiga kasus dan angin lisus satu kasus. Total kerugian akibat bencana alam ditaksir  senilai Rp1.367.500.000. “Jadi total kerugian tersebut sifatnya sementara, kemungkinan bertambah lantaran beberapa kejadian bencana alam belum dilaporkan,” katanya, kepada Espos, Jumat (28/3).
Sementara Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Muhammad Ainur Ridho menjelaskan pihaknya telah memetakan daerah rawan bencana alam di Wonogiri. Wilayah Selogiri menjadi daerah rawan banjir lantaran terletak di pinggiran Waduk Krisak.
Saat musim penghujan, beberapa desa di Selogiri menjadi langganan banjir. “Kami sudah memetakan daerah rawan bencana alam di Wonogiri berdasarkan kondisi geografis setiap kecamatan. Peta tersebut memudahkan pemantauan penanggulangan bencana alam,” ujarnya.
Sementara 46 desa di 13 kecamatan di Wonogiri rawan bencana tanah longsor. Wilayah tersebut antara lain Manyaran, Kismantoro, Puh Pelem, Paranggupito dan Wonogiri. Wilayah tersebut merupakan kawasan pegunungan yang terdapat tebing tanah. Apabila terjadi pergerakan tanah bakal memicu tanah longsor.

Pihaknya menghimbau agar warga yang berdomisili di zona merah atau daerah rawan bencana longsor meningkatkan kewaspadaan selama musim penghujan. “Yang jelas, warga harus dapat mendeteksi gejala-gejala tanah longsor secara dini. Apabila terjadi gejala tanah longsor maka harus segera keluar dari rumah secepatnya supaya tak menimbulkan korban jiwa,” pungkas dia.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif