News
Rabu, 26 Maret 2014 - 03:15 WIB

NASIB TKI : Pemerintah Curiga Ada Permainan Diyat Satinah

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mahasiswa Jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) ISI Solo menggelar aksi melukis mural saat acara Solidaritas untuk Satinah di Perempatan Panggung Solo, Selasa (25/3/2014). Aksi tersebut sebagai penggalangan dana untuk Satinah yang terjerat kasus pembunuhan saat bekerja menjadi TKI di Arab Saudi. (Septian Ade Mahendra/JIBI/Solopos)

Solopos.com, JAKARTA — Diyat atau uang tebusan agar Satinah, tenaga kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi, bebas dari hukuman pancung dalam kasus perampokan dan pembunuhan mencapai Rp25 miliar (versi lain Rp21 miliar). Menteri Hukum dan HAM (Menkumham), menduga ada permainan dalam penentuan diyat itu.

“Begini ya, kami harus menghindari peristiwa seperti Satinah itu dimanfaatkan orang-orang untuk mencari keuntungan bahwa kami harus bertanggung jawab. Karena mereka tahu, memperhatikan warga negara adalah setiap kewajiban setiap negara,” ujar Amir Syamsuddin di Jakarta Selatan, Selasa (25/3/2014).

Advertisement

Amir mengatakan untuk menghadapi kasus Satinah, masyarakat dan pemerintah harus berkaca pada kasus Darsem yang uang tebusannya lebih murah. “Kalau Anda mau mengingat sejarah awalnya, dulu kasus Darsem yang waktu kami tebus Rp4 miliar, sekarang [kasus Satinah] Rp25 miliar, bayangkanlah,” tuturnya.

Dalam persidangan, wanita itu mengakui kesalahannya. Menurut Amir, kasus seperti ini kerap berlangsung bahkan dengan pola yang hampir sama. Hal itu terjadi akibat tak adanya pemahaman hukum oleh mereka.

Terpisah, Ketua DPR Marzuki Alie memandang Raja Saudi tidak membiarkan rakyatnya memeras Indonesia. “Makanya peran Saudi sebagai negara bersahabat, masak dibiarkan rakyatnya memeras kita. Masak Rp25 miliar?” kata Ketua DPR Marzuki Alie di Senayan, Jakarta, Selasa.

Advertisement

Marzuki menuturkan selain Raja Saudi, perusahaan penyalur jasa TKI harus ikut bertanggung jawab membebaskan Satinah. Saat ini, pemerintah telah menyiapkan Rp12 miliar. “Dana Rp12 miliar disiapkan pemerintah untuk Satinah, itu pun sudah terlalu besar. Biasanya dalam kasus serupa hanya Rp1 miliar,” kata Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar di Bengkulu, Selasa.

Terkait aksi sekelompok masyarakat yang akan menggalang dana untuk Satinah, Muhaimin mengatakan aksi itu justru malah memicu mereka untuk meminta diyat yang lebih besar,” ucapnya. (JIBI/Solopos/Detik/Antara)

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif