Soloraya
Rabu, 26 Maret 2014 - 18:10 WIB

LONGSOR WONOGIRI : 3 Desa di Manyaran Wonogiri Rawan Longsor

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanah longsor (JIBI/Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah)

Solopos.com, WONOGIRI — Tiga desa di wilayah Kecamatan Manyaran, Wonogiri, rawan terjadi longsor saat hujan tiba. Ketiga desa tersebut adalah Bero, Gunungan, dan Pijiharjo, yang berada di lereng perbukitan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Muhammad Ainur Ridho, mengatakan ketiga desa tersebut berada di lereng pegunungan yang banyak terdapat tebing tanah setinggi puluhan meter. Struktur tanah di lereng pegunungan cenderung labil dan kerap terjadi pergerakan tanah.
“Struktur tanah di ketiga desa tersebut labil. Bila terjadi hujan lebat lebat bakal memicu pergerakan tanah yang mengakibatkan tanah longsor,” katanya saat ditemui Solopos.com di kantornya, Rabu (26/3/2014) siang.
Selain Manyaran, dua desa lainnya di Kecamatan Paranggupito dan Karangtengah juga rawan terjadi bencana tanah longsor. Kedua desa tersebut yakni Ngambarsari (Karangtengah) dan Gendayakan (Paranggupito). Di kedua desa tersebut terdapat batu-batu pegunungan berukuran besar yang posisinya berada tepat di atas permukiman penduduk.
Sebenarnya, mayoritas wilayah Wonogiri rawan terjadi longsor. Pasalnya, kondisi geografis di Wonogiri terdiri atas pegunungan berbatu gamping, terutama di bagian selatan yang termasuk jajaran Pegunungan Seribu. “Kondisi ini sangat rawan terjadi bencana tanah longsor bila turun hujan lebat selama berjam-jam. Hujan lebat akan memicu terjadinya tanah longsor,” jelasnya.
Pihaknya meminta agar warga yang berdomisili di lereng pegunungan memahami tiga gejala bencana alam tanah longsor. Tiga gejala tanah longsor tersebut meliputi kondisi pepohonan yang berada di perbukitan miring, batu kerikil berjatuhan ke bawah saat terjadi hujan, dan elevasi air di sungai atau parit berkurang secara mendadak.
Apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi maka warga diminta mengungsi ke daerah yang lebih aman. Hal ini dilakukan agar tak ada korban jiwa bila terjadi tanah longsor. “Yang terpenting warga dapat mendeteksi gejala tanah longsor secara dini. Bila turun hujan lebat, warga harus mengungsi ke daerah yang lebih aman.”

Camat Manyaran, Achmad Trisetyawan Bambang Hermawan, menyatakan pihaknya meminta warga agar meningkatkan kewaspadaan apabila terjadi hujan lebat. Sebab, kejadian bencana tanah longsor berlangsung cukup cepat. Warga pun harus berada di daerah yang aman saat turun hujan lebat. Perangkat desa harus tanggap saat terjadi hujan lebat yang dapat memicu bencana tanah longsor.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif