News
Selasa, 25 Maret 2014 - 20:09 WIB

LONGSOR WONOGIRI : Korban Longsor Ditemukan Saling Berpelukan

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Korban longsor di Manyaran, Wonogiri saat dievakuasi petugas, Selasa (25/3/2014). (JIBI/Solopos/Bony Eko W)

Solopos.com, WONOGIRI–Tak ada yang tersisa di rumah korban tanah longsor di Dusun Timoyo, Desa Bero, Kecamatan Manyaran, Wonogiri. Rumah tersebut rata tertimbun tanah setinggi sekitar dua meter. Hanya puing-puing kayu dan batu bata yang berserakan bercampur dengan tanah lempung. Sementara tampak kerumunan warga yang mengelilingi lokasi kejadian. Mereka ingin melihat proses pencarian korban dari jarak dekat.

Usaha pencarian yang dilakukan tim gabungan dari Badan Penanggulanngan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, TNI-Polri bersama warga setempat membuahkan hasil. Kedua korban yakni pasangan suami istri yakni Suwarno, 70 dan Tini, 65, warga RT 001/RW 013, Dusun Timoyo, Desa Bero, Manyaran ditemukan Selasa (25/3/2014) sekitar pukul 09.00 WIB. Mereka tertimbun tanah selama hampir empat jam.

Advertisement

Pasangan suami istri tersebut ditemukan dalam kondisi saling berpelukan di atas tempat tidur. Saat kejadian, kedua korban tengah tidur terlelap di dalam kamar. Tiba-tiba terdengar suara bergemuruh yang berasal dari belakang rumah korban. Tak berselang lama, terjadi tanah longsor yang memporak-porandakan rumah korban. Untungnya, tiga anggota keluarga lainnya berhasil menyelamatkan diri dari terjangan tanah longsor.

“Saya mendengar suara bergemuruh sementara kondisi tanah sudah bergerak. Saya langsung membawa lari istri dan anak saya ke luar rumah,” kata menantu korban, Sukadi saat ditemui wartawan di rumah duka.

Dia menceritakan tebing tanah yang longsor langsung menerjang rumahnya. Tinggi tebing tanah tersebut sekitar 30 meter. Saat kejadian, mertuanya tidur di kamar bagian belakang. Sementara dia, istri dan anaknya tidur di kamar bagian depan. Longsoran tanah menerjang dahulu rumah bagian belakang. Sehingga mertuanya tak dapat menyelamatkan diri.

Advertisement

Setelah berhasil ke luar rumah, dia membawa istri dan anaknya ke rumah tetangga. Sementara para warga setempat berdatangan untuk mencari keberadaan korban yang tertimbun tanah di sekitar lokasi kejadian. “Saya sudah tak tahu apa-apa lagi saat berada di luar rumah. Pikiran saya hanya sebisa mungkin menyelamatkan istri dan anak saya,” papar dia.

Sementara Kepala Pelaksana BPBD Wonogiri, Muhammad Ainur Ridho menjelaskan terdapat beberapa rumah penduduk yang berada persis di bawah tebing tanah di Desa Bero, Manyaran. Wilayah tersebut rawan bencana tanah longsor lantaran struktur tanahnya labil. Apalagi, saat ini kerap terjadi hujan lebat yang dapat memicu pergerakan tanah.

Pihaknya menghimbau agar warga yang berdomisili di daerah rawan tanah longsor meningkatkan kewaspadaan saat terjadi hujan dengan intesitas tinggi selama berjam-jam. Apabila ada pergerakan tanah di sekitar tebing tanah maka para warga diminta mengungsi ke wilayah yang lebih aman. “Bila ada tanda-tanda pergerakan tanah para warga harus mengungsi untuk mengantisipasi korban jiwa akibat bencana tanah longsor,” pungkas dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif