News
Senin, 24 Maret 2014 - 01:17 WIB

Wow, Pria Jerman Ini Punya 98 Anak!

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ed Houbes (Parentdish.com)

Solopos.com, MUENCHEN – Zaman sekarang punya anak belasan saja barangkali sudah tak lazim ditemui. Apalagi puluhan. Tapi beda soal dengan pria asal Jerman ini. Pria bernama Ed Houben ini punya 98 anak yang tersebar di sejumlah negara.

Jangan kaget dulu, Houben melakukannya tidak dengan satu atau beberapa istrinya. Dia adalah seorang pendonor sperma yang sudah terkenal luas di Eropa. Pria ini dikenal subur.

Advertisement

News.com.au, Sabtu (22/3/2014), baru-baru ini Houben kali pertama bertemu dengan Madita, anaknya ke-98 yang telah berusia enam pekan di derah Timur Laut Jerman.

Ed Houben selama ini kerap membantu pasangan lesbian, wanita lajang, dan pasangan heteroseksual yang mengalami masalah kesuburan. Dia mulai memberikan sperma cuma-cuma pada tahun 2002 di sebuah bank sperma.

Houben adalah seorang pemandu wisata yang menawarkan jasanya melalui Internet. Namanya dikenal di berbagai negara mulai dari Belanda hingga Kanada. Negara-negara itu melegalkan sumbangan sperma dengan syarat si penyumbang harus tertentu dan memiliki identitas yang jelas.

Advertisement

Dia mendonorkan sperma bukan dengan cara inseminasi namun melalui proses berhubungan intim seperti lazimnya suami istri. Katanya, cara ini lebih besar kemungkinan hasil pembuahannya.

Salah seorang penerima donor, Kati, 28, mengatakan sangat senang. Dia merasa terbantu karena selama ini dirinya memang ingin memiliki seorang anak.

“Saya lajang. Saya sejak lama ingin memiliki anak tetapi tidak pernah menemukan pria yang tepat. Setelah enam tahun saya mulai mencari orang seperti Ed,” kata ibu Madita ini.

Advertisement

Ed Houben mengumpulkan gambar anaknya dan mengenangnya dalam sebuah cangkir bergambar. Dia mengoleksi foto anak dan penerima donor sperma.

Pihak yang dalam waktu dekat akan dia bantu adalah pasangan Inggris yang selama bertahun-tahun telah mendatangi sejumlah klinik di Amerika Serikat dan Inggris demi mendapatkan keturunan.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif