Jogja
Senin, 24 Maret 2014 - 10:26 WIB

Mengaku Intelijen KPK, Dua Pria Memeras RSUD Wates

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi money politics atau politik uang (JIB/Harian Jogja/Dok.)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dua pria yang mengaku sebagai intelijen Lembaga Pemantau Penyelenggara Negara di bawah naungan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendatangi Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari dan sejumlah puskesmas di Gunungkidul.

Petugas Pengelola Informasi dan Dokumentasi RSUD, Aris Suryanto, mengatakan pria yang mengaku bernama Dedi Irawan sebagai Sekjen LPPNRI dan Rusmanto sebagai intelijen KPK mendatangi RSUD pada Kamis (20/3/2014) pekan lalu. Kedua pria itu juga menunjukan surat tugas bernomor 4.002/ST.INV/LPPNRI-DPN/III/14 tanggal 8 Maret 2014.

Advertisement

Menurut Aris, dua pria itu berdalih akan menginvestigasi proyek-proyek pemerintahan yang ada di desa, puskesmas dan RSUD Wonosari periode 2003-2012. “Mereka juga menakut-nakuti akan menyelidiki, menyidik dan menuntut kasus ke pengadilan jika ditemukan kesalahan,” kata Aris, Minggu (23/3/2014).

Aris sempat minta kartu tanda penduduk (KTP) dua pria itu dan yang tertulis di KTP berlogo KPK itu, adalah nama Dedi dan Sudibyo. Temuan tersebut berbeda dengan yang ada di surat tugas. Namun, Aris membiarkan dulu kedua pria tersebut beraksi.

Di saat bersamaan, RSUD pun menghubungi KPK dan diperoleh jawaban KPK tidak pernah mengutus Dedi maupun Rusmanto untuk investigasi sampai Gunungkidul. “Tak lama kemudian kedua pria itu pergi tanpa diketahui,” ucap Aris.

Advertisement

Setelah muncul kecurigaan tersebut, Aris mendapat laporan dari sejumlah puskesmas yang dimintai uang Rp2 juta sampai Rp5 juta, di antaranya Puskesmas Patuk, Nglipar dan Purwosari. Tidak hanya puskesmas namun Unit Pelaksana Teknis TK/SD dan juga desa-desa. “Di Desa Sidorejo pelaku berhasil mendapatkan uang Rp5 juta,” papar Aris.

Kepala Satuan Reskrim Polres Gunungkidul Ajun Komisaris Polisi Suhadi mengaku belum mendapatkan informasi adanya petugas yang mengaku dari KPK dan memeras rumah sakit. “Kalau ada laporan, segera memprosesnya,” tegasnya.

Suhadi mengimbau kepada masyarakat agar berhati-hati dengan orang asing yang mengaku-ngaku pejabat namun ujung-ujungnya minta uang. Dia juga meminta masyarakat untuk segera melaporkan bila ditemukan oknum yang memeras.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif