Soloraya
Senin, 24 Maret 2014 - 20:30 WIB

ANCAMAN LAHAR HUJAN : Jutaan Meter Kubik Material Merapi Ngendon di Hulu Kali Woro

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang warga berjalan di alur Kali Talang yang berjarak sekitar 3 Km dari puncak Gunung Merapi, Senin (24/3/2014). Kali Talang yang menjadi hulu Kali Woro itu kini dipenuhi material pasir dan batu akibat banjir lahar hujan beberapa waktu lalu.(Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN–Jutaan meter kubik material dari Gunung Merapi masih ngendon di hulu Kaliworo. Kondisi tersebut mengakibatkan ancaman terjadinya banjir lahar hujan yang lebih besar di sepanjang alur Kali Woro.

Pantauan solopos.com yang berjarak sekitar 3 kilometer (Km) dari puncak Merapi, Senin (24/3/2014), material pasir dan batu memenuhi alur Kali Talang yang menjadi salah satu hulu Kali Woro. Material itu menumpuk karena terbawa derasnya aliran lahar hujan dari puncak Merapi yang terjadi dalam satu bulan terakhir.

Advertisement

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Sri Winoto, mengatakan menumpuknya material tersebut bisa mengakibatkan terjadinya banjir lahar hujan susulan yang lebih besar. Kekhawatiran itu menguat karena intensitas hujan dalam beberapa hari terakhir masih cukup tinggi.

“Apalagi, dalam satu bulan terakhir lahar hujan yang membawa material pasir dan batu memenuhi Dam Sukorini dan Borangan yang berjarak 18 Kilometer dari puncak Merapi,” paparnya kepada wartawan di Klaten, Senin (24/3/2014). Selain itu, banjir lahar hujan juga menghanyutkan satu truk galian C yang berada di alur Kali Woro.

Untuk mengatasi jatuhnya korban jiwa akibat musibah banjir lahar hujan, pihaknya berencana mengajukan tiga pos pemantauan di lereng Merapi. Pos itu nantinya berupa Circuit Closed Television (CCTV) dan sistem early warning system (EWS). Titik yang menjadi penempatan pos pemantauan itu yakni di pertemuan Kali Woro dan Talang, Dam Karangbutan dan Dam Kendalsari.

Advertisement

Untuk mempersiapkannya, BPBD bersaama relawan Turahan Awu Balerante, warga dan Komandan Kodim 0273 Klaten, Letkol Inf Thomas Heru R, telah melakukan survei di sejumlah titik yang akan dijadikan tempat pos pemantauan.

“Rencana pembangunan pos pemantauan ini berdasarkan pengalaman BPBD yang memanfaatkan pantauan CCTV banjir di Bendung Talang yang menjadi aliran Kali Dengkeng, Bayat, beberapa waktu lalu,” imbuhnya. Tempat tersebut sengaja dipasang CCTV karena menjadi titik pertemuan aliran air dari beberapa anak Kali Dengkeng. Apalagi, Kali Dengkeng beberapa kali menenggelamkan puluhan desa dan ribuan hektar tanaman.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif