Teknologi
Minggu, 23 Maret 2014 - 07:40 WIB

SEJARAH ALAM SEMESTA : Jejak Radiasi Purba Terungkap

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Istimewa/www.maxisciences.com)

Solopos.com, MASSACHUSETTS — Para ilmuan internasional berhasil mendeteksi bukti pertama adanya gelombang gravitasi purba. Temuan tersebut semakin mengukuhkan kebenaran teori relativitas umum milik Albert Einstein dan teori inflasi milik Alan Guth.

Peneliti Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics sukses menemukan riak gravitasi yang terjadi 13,8 miliar tahun silam saat alam semesta kali pertama memuai. Temuan tersebut dianggap sebagai bukti pertama atas inflasi kosmik yang membuat alam semesta membesar dalam sekejap. “Sinyal itu telah ditemukan oleh teleskop khusus yang disebut Bicep di Kutub Selatan,” tulis laporan dari peneliti Universitas Harvard yang disiarkan belum lama ini seperti dilansir Business Insider, Kamis (20/3/2014).

Advertisement

Jejak gelombang gravitasi purba tersebut direkam melalui teleskop Bicep 2 yang terdapat di Benua Antartika. Gelombang tersebut tercipta sesaat setelah dentuman besar atau Big Bang. Ilmuwan menjelaskan dentuman besar itu sebagai gempa pertama yang terjadi di alam semesta.

“Temuan sinyal ini adalah tujuan terbesar dalam kosmologi modern. Terobosan yang ditemukan banyak peneliti selama ini membawa kami kepada titik ini,” kata koordinator tim peneliti di Harvard-Smithsonian, John Kovac.

Temuan tersebut dianggap sebagai bukti besar keabsahan teori relativitas umum milik Albert Einstein. Selain itu, gelombang gravitasi juga memastikan kebenaran teori inflasi yang mengklaim, alam semesta memuai 100 triliun kali dalam sesaat. “Ini adalah penemuan besar yang nyata,” kata peneliti asal University College London kepada The Guardian .

Advertisement

Bagi fisikawan Harvard, Avi Loeb, hasil temuan itu dianggap menyinari sejumlah pertanyaan mendasar. Misalnya pertanyaan mengapa manusia bisa hidup dan kapan alam semesta tercipta. Menurutnya, gelombang gravitasi tidak cuma membuat teori inflasi menjadi tidak terbantahkan, tetapi juga memastikan kapan terjadinya.

Para imuwan mengarahkan teleskop ke arah wilayah di luar sistem tata surya yang disebut dengan Southern Hole. Mereka membidik radiasi latar belakang pada level gelombang mikro yang dikenal sebagai pancaran radiasi terlemah dari dentuman besar. Temuan itu menampilkan kondisi alam semesta sekitar 380.000 tahun setelah dentuman besar.

Selain Harvard, sejumlah lembaga penelitian lain yang ikut terlibat dalam penemuan ini antara lain University of Minnesota, Stanford University, California Insititute of Technology, dan Badan Antariksa AS (NASA).

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif