SOLOPOS.COM - Ilustrasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). (Antara-Feri)
Solopos.com, WONOGIRI — Si jago merah melalap rumah petani, Laminem, 65, Giriyoso RT 001/RW 004, Desa Giriyoso, Kecamatan Jatipurno, Wonogiri, Sabtu (22/3/2014) sore. Api yang ditiup angin kencang terus membakar rumah itu hingga ludes.
Akibatnya, warga menderita kerugian senilai Rp230-an juta. Informasi yang dihimpun Solopos.com, dua rumah berdindik gebyok kayu jati itu ludes terbakar. Dua rumah itu terbagi dalam ruang pendapa dan ruang induk. Ikut terbakar juga sebuah sepeda motor dan satu unit sepeda gunung.
Nyala api kali pertama diketahui Sadirin, tetangga korban yang kebetulan saat itu melintas. Korban Laminem bersama anggota keluarga saat itu pergi ke sawah sehingga kondisi rumah kosong.
Upaya warga setempat untuk memadamkan api sia-sia. Kentong sebagai tanda kebakaran dipukul saling bersahutan. Warga yang berkumpul bergotong-royong memadamkan api dengan peralatan seadanya. Namun, embusan angin mempercepat kobaran api. Akhirnya sekitar pukul 16.05 WIB salah seorang warga menelepon Kantor Pemadam Kebakaran Wonogiri. “Rumah kosong karena pemilik belum pulang dari persawahan,” ujar Sadirin saat dihubungi Solopos.com.
Diceritakannya, dirinya melihat api menyala di bagian pojok rumah sebelah utara. Diduga api berasal dari korsleting. Hal sama disampaikan Sarman, warga Jatipurno yang ada di lokasi kejadian. “Jarak rumah satu dengan yang lain berjauhan sehingga api tidak merembet.”
Petugas PMK Wonogiri, Parlan disela-sela memadamkan api menyatakan, api padam sekitar pukul 18.35 WIB. Menurutnya, jarak antara kantor dengan tempat kejadian sekitar 40-an kilometer dan ditempuh dalam waktu 30 menit. “Kondisi jalan desa cukup lebar sehingga mobil pemadam bisa mencapai lokasi. Namun, kondisi rumah sudah parah. Api sudah membesar dan membakar isi rumah,” jelasnya.