Soloraya
Jumat, 21 Maret 2014 - 17:09 WIB

Wow, Ada Alquran Seberat 250 Kg di Pameran Buku Wonogiri

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Wonogiri, Danar Rahmanto dan istrinya, Tabitha (kanan) melihat-lihat alquran ukuran besar di stan Kabupaten Kudus usai membuka acara Pemeran Buku 2014 di Gedung Giri Cahaya, Wonogiri, Jumat (21/3/2014). (JIBI/Solopos/Trianto Hery Suryono)

Solopos.com, WONOGIRI–Masyarakat Wonogiri bisa melihat Kitab Alquran ukuran besar di Pameran Buku 2014 di Gedung Giri Cahaya, Wonogiri. Penjaga stan Kabupaten Kudus, Abdul Syukur menyatakan, Alquran koleksi Kantor Arsip dan Perpustakaan Kudus kali pertama dibawa dalam pameran ke luar kota.

Menurutnya, kitab Alquran yang dibuat selama dua tahun enam bulan oleh tiga warga Kudus itu sering diperlihatkan kepada khalayak umum setiap pekan sekali di Masjid Agung Kudus.

Advertisement

“Alquran ditulis oleh almarhum Nur Aufa Sidiq, almarhumToha Nadzir dan Achmad Faruq. Setiap sepekan sekali dibawa ke Masjid Agung Kudus untuk kataman quran. Diikutikan di pameran luar kota baru kali ini dilakukan. Cover sambul terbuat dari kulit dan memiliki tebal 600 halaman dengan ukuran lebar 80 sentimeter dan panjang satu meter.”

Pameran akan dilangsungkan hingga 27 Maret mendatang dan dibuka oleh Bupati Wonogiri, Danar Rahmanto, Jumat (21/3/2014). Bupati menilai, pameran tahun ini dibilang terlambat karena 1.400 tahun lalu perintah membaca sudah ada.

“Keterlambatan gemar membaca berarti terlambat mencintai Pancasila yang sila pertamanya berbunyi, Ketuhanan Yang Maha Esa. Artinya, di alquran membaca atau iqra merupakan perintah kali pertama. Kalau sekarang baru digalakkan gemar membaca berarti kecintaan terhadap Pancasila belum ada,” ujarnya.

Advertisement

Bupati berharap, generasi Indonesia bisa menyamai Albert Einstein yang mampu menelorkan rumus relatifitas. “Kecerdasan imajiner merupakan abdolut tak ada batasnya. Untuk itu, genarasi bangsa yang besar dan memiliki imajinas kuat akan memiliki karakter yang hebat. Kalau hanya membaca belum tentu bisa melaksanakan amanat Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.”

Putra kelahiran Ngadirojo berharap, masyarakat tak hanya membeli buku yang dipamerkan tetapi juga mendalami isi buku sehingga mencapai puncak kecerdasan. “Kami minta disdik menindaklanjuti gemar membaca dari PAUD. Tidak hanya gemar tetapi anak didik juga mampu membedakan buku mana yang pas dan cocok sesuai usianya. Seorang yang gemar membaca akan menjadi pewaris yang hebat sebab semua tokoh akan mewariskan buku.”

Ketua panitia, asisten bidang Kesra Pemkab Wonogiri, Bambang Haryadi, menjelaskan, pameran diikuti 32 stan dari pengelola perpustakaan dan penerbit di Jateng/DIY. Sebelum pameran dibuka oleh Bupati, Kepala Badan Arsip dan Perpustakaan Jateng, SP Andriyani menyerahkan bantuan buku kepada perwakilan penerima. Menurut Andriyani, tahun ini ada 21 kabupaten/kota se-Jateng yang mendapatkan bantuan buku sebanyak 500 buah dari Asia Foundation.

Advertisement

“Tahun lalu ada 14 kabupaten/kota dan tahun ini selain kabupaten/kota juga taman-taman bacaan mendapatkan bantuan buku,” ujarnya.

Dia mengapresiasi Wonogiri yang mampu menggelar pameran buku. “Langkah Wonogiri bisa ditiru oleh kabupaten/kota lain di Jateng sehingga program gemar membaca cepat tersebar. Karena hasil kajian dan penelitian, minat baca masyarakat Indonesia masih rendah.”

Andriyani tak menyebutkan berapa persen tingkat kerendahan minat baca masyarakat. Diakuinya, masyarakat lebih senang membaca SMS dibanding buku. “Jika orangtua mengajak anak ke mall, tujuan utama membeli buku terlebih dahulu sebelum membeli yang lain agar tingkat kecerdasan anak lebih baik.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif