Jogja
Rabu, 15 Mei 2024 - 21:55 WIB

2 Provinsi Larang Study Tour, Kunjungan Wisata di Bantul Terancam Anjlok

Redaksi Solopos.com  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah jip wisata membawa wisatawan di Pantai Parangtritis, Bantul, DI Yogyakarta, Sabtu (4/3/2023). (Antara/Hendra Nurdiyansyah)

Solopos.com, BANTUL – Kebijakan berupa larangan kegiatan study tour di Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta dan Jawa Tengah diyakini akan berdampak pada tingkat kunjungan wisatawan di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebagian besar wisatawan yang datang ke Bantul adalah anak sekolah.

Pelarangan kegiatan study tour itu merupakan imbas dari kecelakaan lalu lintas maut bus pariwisata yang membawa rombongan pelajar SMK Depok di Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Advertisement

“Kalau benar dilarang. Kami pasrah. Karena apa? Wisatawan yang ke Bantul itu kan mayoritas anak sekolah. Kalau dipersentase anak sekolah yang berkunjung itu bisa mencapai 60 sampai 70 persen,” kata Subkoordinator Kelompok Subtansi Pembinaan Usaha dan Investasi Pariwisata Dinas Pariwisata (Dispar) Bantul, Markus Purnomo Adi, Rabu (15/5/2024).

Meski demikian, Ipung-panggilan akrab Markus Purnomo Adi, masih berharap jika kebijakan pelarangan tersebut disertai dengan spesifikasi khusus. Jadi tidak semua kegiatan study tour siswa dilarang. Oleh karena itu, untuk memastikan apakah ada penurunan jumlah pengunjung terkait pelarangan kegiatan study tour, pihaknya akan melihat pada akhir bulan ini.

Advertisement

Meski demikian, Ipung-panggilan akrab Markus Purnomo Adi, masih berharap jika kebijakan pelarangan tersebut disertai dengan spesifikasi khusus. Jadi tidak semua kegiatan study tour siswa dilarang. Oleh karena itu, untuk memastikan apakah ada penurunan jumlah pengunjung terkait pelarangan kegiatan study tour, pihaknya akan melihat pada akhir bulan ini.

“Kita lihat nanti di akhir bulan dan saat libur sekolah. Kebetulan anak sekolah kan, akhir bulan ini ada yang sudah selesai ASPD. Jadi sementara, kami belum bisa memerkirakan berapa penurunannya nanti,” imbuh Ipung.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Bantul, Singgih Riyadi, mengungkapkan untuk mencegah terjadinya kecelakaan untuk armada bus study tour, pihaknya akan menggelar pengecekan secara acak terhadap armada bus di sejumlah objek wisata.

Advertisement

“Kami akan cek secara acak. Jangan sampai bus yang berwisata di Bantul tidak layak,” terang Singgih.

Selain itu, Singgih mengaku jika saat ini pihaknya siap untuk melakukan pengecekan terhadap bus yang digunakan oleh pihak sekolah di Bantul dalam kegiatan study tour keluar DIY. Sejauh ini, kata Singgih, sudah ada 11 bus yang terakhir dicek oleh petugas Dishub Bantul untuk SMKN 1 Sedayu yang ingin study tour keluar DIY. Hasilnya 11 bus tersebut layak jalan.

“Sementara tadi sudah ada surat dari SMPN 3 Pleret yang minta dicek kelayakannya. Segera kami cek kondisinya nanti,” ucap Singgih.

Advertisement

Menurut Singgih, upaya untuk antisipasi terkait dengan keselamatan armada yang digunakan untuk study tour tidak hanya menjadi tanggung jawab pihaknya. Namun, juga dari Disdikpora Bantul dan sekolah. Untuk itu, pihaknya berharap agar edaran terkait dengan tips memilih bus untuk kegiatan study tour dipatuhi.

“Kami juga minta kepada pihak sekolah, jika butuh pengecekan armada bus untuk study tour, silakan hubungi kami nanti akan kami cek,” ucap Singgih.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Larangan Study Tour Pemprov Jateng dan DKI Jakarta Berdampak pada Kunjungan Wisata, Dispar Bantul Pasrah

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif