Soloraya
Rabu, 19 Maret 2014 - 19:10 WIB

TKI SRAGEN DIKIRA MENINGGAL : Abdul Rahman Sempat Ganti Nama Sebelum Paspornya Dicopet

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Nur Abdul Rahman alias Rahman Ahmad, 24, (paling kanan), saat berada di kediaman orangtuanya, di RW 14, Dukuh Tegalrejo, Desa Karangpelem, Kecamatan Karangmalang, Sragen, Rabu (19/3/2014). (Ika Yuniati/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SRAGENKabar meninggalnya Nur Abdul Rahman alias Rahman Ahmad, 24, warga Dukuh Tegalrejo, Desa Karangpelem, Kecamatan Karangmalang, Sragen, di Malaysia, sudah bikin geger warga. Ternyata, kabar ini muncul gara-gara paspor milik pemuda itu hilang dicopet saat hendak pulang ke Indonesia.

Seperti diberitakan sebelumnya, sebuah pesan singkat menyebutkan pemilik paspor dengan nama Rahman Ahmad, 24, asal Sragen, Indonesia, meninggal dunia karena kapal yang ditumpanginya karam di laut. Padahal, Rahmad sendiri sudah tidak memegang paspor tersebut.

Advertisement

Rahman, biasa ia dipanggil, saat ditemui wartawan di rumah orang tuanya, Rabu (19/3/2014), membenarkan identitas dalam paspor itu ialah dirinya. Ia menduga yang meninggal itu ialah seorang pencopet yang merampas tas miliknya di kapal saat perjalanan pulang ke Indonesia. “Tas saya dibawa pencuri. Di dalamnya ada paspor, KTP, dua HP, uang 1.400 ringgit dan Rp1 juta. Mungkin yang meninggal itu yang mencuri tas saya, lalu paspornya paspor saya,” ceritanya.

Kejadian itu, lanjut Rahman, bermula ketika ia akan pulang ke Indonesia dengan menaiki kapal pada 13 Maret lalu. Saat berada di atas kapal, ada seseorang tak dikenal yang berusaha merampas tasnya dari arah belakang. Takut jiwanya terancam, ia lalu melepaskan tas yang berisi sejumlah barang berharga itu. Sesampainya di Batam, Rahman menelpon keluarga di rumah untuk dikirimi uang melalui nomor rekening rekan seprofesinya. Uang kiriman itulah yang ia gunakan untuk melanjutkan perjalanan hingga sampai di rumah orang tuanya, Senin (17/3/2014) lalu.

Sesampainya di rumah, Rahman tak menceritakan kejadian itu kepada orang tua dan isterinya. Karena itu, keluarga di rumah sempat kaget saat dikabari bahwa Rahman meninggal dunia.
Sementara, mengenai nama paspor, ia mengakui ada perbedaan dengan nama aslinya di KTP. Sekitar pertengahan 2010, ia kabur dari majikan resminya karena gaji yang diberikan tak memuaskan. Sesampainya di Johor, ia membuat paspor baru dengan nama berbeda dan bekerja di bidang konstruksi itu sampai tahun 2014 ini.

Advertisement

“Jenazah dan paspor saya kabarnya ini di Malaysia. Ya, untungnya saat ada kabar bahwa saya meningal dunia itu saya sudah di rumah. Jadinya keluarga hanya panik sebentar,” tandasnya.

Kabar meninggalnya Rahman memang sempat membuat geger warga Dukuh Tegalrejo. Salah satu tetangganya yang enggan disebutkan namanya mengaku kaget saat kali pertama tahu informasi itu. Ia sempat mempercayai bahwa Rahman benar telah meninggal dunia. Namun, keresahan itu akhirnya hilang seiring dengan kemunculan Rahman yang rupanya sehat tanpa cacat.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif