Soloraya
Selasa, 18 Maret 2014 - 04:06 WIB

Pamsimas di Bulurejo Mangkrak

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala Desa Bulurejo, Kecamatan Nguntoronadi, Wonogiri, Sunarno melihat-lihat kondisi jaringan perpipaan program pamsimas di Dusun Bulu. Aliran air dari jaringan itu tak maksimal, Senin (17/3/2014). (JIBI/Solopos/Trianto Hery Suryono)

Solopos.com, WONOGIRI–Sebagian masyarakat Desa Bulurejo, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri menanyakan berhentinya pengeboran sumber air Program Nasional Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di desanya. Proyek tersebut dimulai 2012 namun hingga kini masih mangkrak.

Informasi yang dihimpun solopos.com, Senin (17/3/2014), masyarakat ikut memberikan iuran pada proyek itu. Dana pembangunan sanitasi dan sumber air diperoleh dari APBN senilai Rp192,5 juta, APBD Wonogiri senilai Rp27,5 juta dan swadaya masyarakat senilai Rp55 juta atau total Rp275 juta. Keberadaan pamsimas diharapkan mampu mencukupi kebutuhan air bersih warga sedesa.

Advertisement

Dalam rembuk desa diperoleh keputusan, pengeboran sumber air dilakukan di dua titik, yakni di Dusun Bulu dan Dusun Karangturi, keduanya masuk Desa Bulurejo, Kecamatan Nguntoronadi. Dalam perjalanannya, titik pengeboran di Dusun Bulu bisa dimanfaatkan oleh sekitar 100-an warga setempat. Namun, pengeboran di titik kedua di Dusun Karangturi, pihak pemborong tidak bisa menyelesaikan alias mangkrak.

Kepala Desa Bulurejo, Sunarno ditemui di kantornya, mengakui pamsimas di desanya mangkrak dan belum diserahkan ke pihak desa. Dia menyatakan, warganya resah menyusul tak rampungnya pengerjaan pengeboran sumber air tersebut. “Warga pernah dipertemukan oleh pihak DPU Wonogiri. dalam pertemuan disepakati, pihak pemborong mau melanjutkan pengeboran awal Februari tetapi hingga sekarang tidak ada tindaklanjut. Pengeboran di Dusun Karangturi mangkrak.”

Dikatakannya, pengeboran di Dusun Bulu sudah bermanfaat. Tetapi, jelasnya, dua bulan terakhir debit air diperkirakan menurun sehingga aliran air ke rumah warga menyusut. “Warga mengeluhkan minimnya debit air tetapi kami tidak bisa berbuat banyak karena proyek itu belum diserahkan ke desa. Ada warga yang menyatakan, kemungkinan melemahnya debit air karena pompa air aus. Harga pompa air diperkirakan senilai Rp14 juta.”

Advertisement

Karena pihak desa belum diserahi, ujarnya, maka pengelolaannya masih ditangani Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM). Sunarno menegaskan, jika dua titik pengeboran sumber air teralisasi, 300-an warganya bisa menikmati air bersih. “Tidak lagi mengalirkan air dari pegunungan.”

Pengelola Pamsimas atau LKM, Tukiran belum bisa dikonfirmasi. Ketika dihubungi telepon selularnya terdengar nada sibuk. Kepala DPU Wonogiri, Sri Kuncoro didampingi Kabid Cipta Karya, DPU Wonogiri, Hastoni dan Widhiyanto menyatakan, Januari 2014 pernah memfasilitasi pertemuan antara Kades, LKM dan pemborong. “Pemborong menyepakati pekan pertama Februari dikerjakan lagi,” ujar Widhiyanto.

Menurutnya, Komisi C DPRD Wonogiri sudah melakukan sidak. Ditambahkan oleh Sri Kuncoro, pihaknya tidak bisa berbuat Pamsimas ditangani masyarakat. “Kami berharap proyek itu segera diselesaikan sehingga bermanfaat bagi masyarakat.”

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif