News
Senin, 17 Maret 2014 - 10:12 WIB

MISTERI MALAYSIA AIRLINES MH370 : Ini Kalimat Aneh dari Pilot Petunjuk MH370 Mungkin Dibajak

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto dokumen pilot dan co-pilot Malaysia Airlines MH370, Kapten Zaharie Ahmad Shah (kanan) dan Fariq Abd Hamid. (JIBI/Solopos/Antara/Twitter/Facebook)

Solopos.com, KUALA LUMPUR–Kalimat terakhir yang dianggap tidak biasa dalam komunikasi penerbangan dari kokpit pesawat Malaysia Airlines Flight MH370 “all right, good night” (baik, selamat malam) diucapkan setelah seseorang di dalam pesawat mulai mematikan salah satu dari sistem pelacak otomatis pesawat tersebut, kata seorang pejabat Malaysia seperti dikutip Reuters.

Baik waktu maupun bentuk informal dari kaliamt itu disampaikan kepada menara pengawas pesawat begitu MH370 yang membawa 239 orang itu meninggalkan ruang udara Malaysia pada penerbangan ke Beijing 8 Maret. Hal ini memperkuat kecurigaan akan adanya pembajakan atau sabotase.

Advertisement

Petunjuk itu muncul setelah salah satu dari sistem komunikasi data pada pesawat yang terlacak di luar jangkauan radar, telah dengan sengaja dimatikan, kata Menteri Perhubungan Malaysia Hishammuddin Hussein.

“Jawaban untuk pertanyaan Anda adalah ya, itu memang dimatikan sebelumnya,” kata dia kepada wartawan menjawab pertanyaan apakah sistem ACARS -satu komputer pemelihara yang mengirim balik data mengenai status pesawat- telah dimatikan sebelum suara dari kokpit sampai.

Advertisement

“Jawaban untuk pertanyaan Anda adalah ya, itu memang dimatikan sebelumnya,” kata dia kepada wartawan menjawab pertanyaan apakah sistem ACARS -satu komputer pemelihara yang mengirim balik data mengenai status pesawat- telah dimatikan sebelum suara dari kokpit sampai.

Kalimat informal pilot ini melawan prosedur radio standard yang mestinya meminta dia untuk membacakan kembali instruksi untuk menghubungi pusat kontrol selanjutnya dan memasukkan tanda panggilan pesawat, kata Hugh Dibley, mantan pilot British Airways dan pakar dari Royal Aeronautical Society.

Para penyelidik kemungkinan mempelajari rekaman untuk setiap isyarat tekanan psikologis dan menentukan identitas penyampai suara untuk memastikan apakah dek penerbangan telah diambil alih oleh pembajak atau oleh pilot sendiri, kata dia.

Advertisement

Latar belakang penumpang semuanya telah dicek namun tak semua negara yang memiliki penumpang MH370 merespons permintaan Malaysia, kata kepala polisi Malaysia Khalid Abu Bakar.

Tidak ada jejak pesawat yang ditemukan lebih dari satu pekan setelah hilang namun para penyelidik yakin pesawat itu telah dibelokkan seseorang yang sangat mengetahui pesawat tersebut dan jalur penerbangan komersial.

Malaysia membriefing para duta besar sejumlah negara dan memohon bantuan internasional untuk mencari pesawat tersebut di dua koridor penerbangan dari lepas pantai Laut Kaspia sampai Samudera Hindia.

Advertisement

“Area pencarian telah diperluas secara signifikan,” kata Hishammuddin. “Dari sebelumnya laut dangkal, kami kini mencari jejak besar di daratan, melintasi sebelas negara, selain dalam dan jauhnya samudera.”

Hilangnya pesawat ini telah membingungkan para penyelidik dan pakar penerbangan. Pesawat itu hilang dari layar kontrol menara pengawas pesawat di lepas pantai timur Malaysia kurang sejam setelah lepas landas dari Kuala Lumpur menuju Beijing.

Pihak berwenang Malaysia yakin begitu pesawat itu menyeberangi pantai barat laut negaranya dan lalu terbang di atas Teluk Thailand, seseorang di dalam pesawat itu telah mematikan sistem komunikasinya dan membelokkan secara tajam pesawat ke arah barat.

Advertisement

Sinyal-sinyal elektronik yang terus terkirim secara priodik ke satelit-satelit menunjukkan bahwa pesawat itu terus terbang selama hampir tujuh jam setelah keluar dari jangkauan radar militer Malaysia di pantai barat laut, menuju India.

Pesawat itu cukup memiliki bahan bakar untuk terbang selama sekitar tujuh setengah sampai delapan jam, kata CEO Malaysia Airlines Ahmad Jauhari Yahya.

Segera setelah itu Malaysia membriefing para duta besar 22 negara untuk investigasi lebih lanjut dan sekaligus meminta kerjasama internasional, kata para diplomat seperti dikutip Reuters.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif