Jogja
Senin, 17 Maret 2014 - 17:40 WIB

Cuaca Terlalu Panas, 120 Telur Penyu di Pantai Trisik Gagal Menetas

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (panoramio.com)

Harianjogja.com, KULONPROGO- Pengelola Konservasi Penyu Abadi Pantai Trisik, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengeluhkan 120 butir telur penyu tidak bisa menetas karena cuaca panas.

Anggota Konservasi Penyu Abadi Pantai Trisik Jarnuji mengatakan pihaknya telah melaporkan perihal banyaknya telur penyu yang tidak menetas itu ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).

Advertisement

“Baru kali ini ada telur penyu tidak bisa menetas. Kami menduga, telur penyu tersebut terkena abu vulkanis Gunung Kelud, dan sinar matahari secara langsung,” kata Jarnuji, Senin (17/3/2014).

Ia mengatakan telur penyu yang dikembangkan dibeli dari warga masyarakat yang menemukan telur itu. Setiap butir telur penyu dibeli dari mereka seharga Rp1.500 hingga Rp2.000 per butir.

“Pada 2006 hingga 2010 ada bantuan dari pemerintah untuk penangkaran dan biaya membeli telur penyu. Tapi mulai 2011 hingga sekarang kami tidak mendapat bantuan dari pemerintah untuk keperluan konservasi,” katanya.

Advertisement

Menurut dia, konservasi penyu paling banyak pada 2006 yang jumlahnya mencapai 1.500 tukik (anak penyu yang baru menetas). Sedikitnya ada 17 penyu yang mendarat di kawasan Pantai Trisik. Namun, setelah itu, jumlah penyu yang mendarat semakin berkurang, dan jumlah telur turun drastis.

“Pada 2013 kami melepas 200 ekor tukik, dan pada 2014 sebanyak 50 tukik. Kami kembali mendapat telur penyu 120 butir, namun tidak bisa menetas,” katanya.

Ia mengatakan penyu akan kembali mendarat pada pertengahan Mei hingga pertengan Agustus. Pada masa tiga bulan ini, penyu bertelur.

Advertisement

Menurut dia, kendala utama dalam mengembangkan penyu yakni jamur yang menyerang tukik. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pernah memberikan obat jamur, tapi tidak mempan.

“Jamur yang menyerang tukik belum ada obatnya. Jamur biasanya menyerang mata dan mulut, akibatnya tukik tidak bisa makan, dan akhirnya mati,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif