Soloraya
Selasa, 11 Maret 2014 - 17:08 WIB

TKI TEWAS : Tertimpa Mesin Pabrik, TKI Asal Tanon Tewas di Korea

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi korban tewas (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SRAGEN--Kematian Buruh Migran Indonesia (BMI) asal Kabupaten Sragen kembali terjadi. Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Dukuh Ngrigit RT 018, Desa Karangtalun, Kecamatan Tanon, Sragen, Febrian Fajar Pradana, 23, meninggal dunia karena mengalami kecelakaan kerja di Korea, Senin (3/3/2014) lalu. Febrian mengembuskan nafas terakhir setelah sebelumnya mendapatkan perawatan secara intensif selama 20 hari di salah satu rumah sakit swasta di Korea.

Berdasarkan informasi yang dihimpun di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakerstran) Kabupaten Sragen, kecelakaan kerja itu terjadi pada Rabu (12/2/2014) lalu sekitar Pukul 22.50 waktu setempat. Febrian yang bekerja di salah satu suku cadang mobil, PT Gyongsang Namdo Gimhaesi Jangyoro di Korea kejatuhan salah satu mesin pabrik yang tiba-tiba lepas. Mesin langsung mengenai kepala korban hingga membuatnya tak sadarkan diri. Seketika itu juga korban dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif hingga akhirnya meninggal pada Senin awal pekan lalu.

Advertisement

Jenazah diperkirakan tiba di Solo pada Selasa (11/3/2014), sekitar pukul 18.00 WIB dan sampai di rumah duka pukul 20.00 WIB. Sementara, pemakaman akan dilakukan di TPU setempat keesokan harinya. Berdasarkan informasi yang dirilis Non-Governmental Organizations (NGOs) BMI di Korea, jenazah Febrian dipulangkan bersama tiga jenazah TKI lainnya yang meninggal dunia dalam sepekan terakhir.

“Kematian korban ini murni karena kecelakaan kerja. Jenazah Febrian kemungkinan sampai di rumah duka sekitar Pukul 19.00 WIB nanti [Selasa], lalu pemakaman dilakukan Rabu pagi,” terang Kepala Disnakertrans Sragen, Tasripin, saat berbincang dengan wartawan di ruang kerjanya, Selasa (11/3/2014).

Febrian berangkat kerja di Korea melalui agen resmi, yaitu salah satu PT P2TKI yang berada di Kampung Rambutan, Jakarta. Berdasarkan data yang dilaporkan ke Disnakertrans Sragen, korban berangkat bekerja sebagai buruh pabrik otomotif pada tahun 2010 lalu.

Advertisement

Pihak perusahaan di Korea, menurut Tasripin, memiliki itikad baik karena pada Senin (24/2) lalu paman korban, Sunoto, didatangkan ke Korea untuk menunggui Febrian hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada Senin awal pekan lalu. Mengetahui korban telah meninggal dunia, Sunoto langsung mengabari pihak keluarga di Sragen.

Sementara, Disnakertrans Sragen yang mendapat tembusan laporan kematian dari Kementerian Luar Negeri langsung berkoordinasi dengan pihak keluarga korban di Tanon untuk proses pemulangan jenazah. “Kami setelah mendapatkan surat tembusan dari menteri, langsung berkoordinasi dengan keluarga korban. Serta mengurusi kepulangan jenazah bekerja sama dengan BNP3TKI Semarang. Kami juga telah menyerahkan  dana santunan langsung ke keluarga korban atas nama Bupati Sragen,” tegasnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif