News
Minggu, 9 Maret 2014 - 04:45 WIB

GUNUNG KELUD MELETUS : Tanggap Darurat Kelud Diperpanjang

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dua anak bermain di halaman rumah yang penuh material pasir lahar dingin Gunung Kelud, di kawasan permukiman pinggir sungai Konto, Pare, Kediri, Jawa Timur, Kamis (20/2/2014). Badan Nasional Penangulangan Bencana (BNPB) mengingatkan kepada warga yang tinggal di pinggiran sungai konto agar lebih hati-hati mengingat ancaman luapan aliran material lahar dingin akan terjadi sewaktu-waktu. (JIBI/Solopos/Antara/Rudi Mulya)

Solopos.com, KEDIRI-Pemerintah Provinsi Jawa Timur memperpanjang masa tanggap darurat rehabilitasi akibat erupsi Gunung Kelud hingga Jumat (14/3) dari sebelumnya dijadwalkan hanya sampai Minggu (9/3).

Gubernur Jawa Timur Soekarwo menguraikan perpanjangan masa tanggap darurat termasuk di dalamnya rehabilitasi akibat ada tambahan usulan perbaikan rumah rusak. Sebelumnya data rumah yang harus diperbaiki hingga Minggu (9/3) 8.452 unit kini bertambah menjadi 12.600 unit.

Advertisement

“Ini dinamika di lapangan, perpanjangan ini bagus sebab korban memang benar-benar sudah tidak bisa membehani meski hanya emperan dan dapur yang rusak,” jelasnya seusai dialog dengan warga di Balai Desa Kebunrejo, Kecamatan Kepung, Kediri, Sabtu (8/3/2014).

Menurutnya, dari 12.600 rumah yang rusak kini sudah tertangani 90% dan sisanya bisa diselesaikan pekan depan. Perpanjangan masa darurat juga menjadwalkan perbaikan infrastruktur.

“Sampai saat ini [Sabtu, 8/3] sudah Rp55 miliar dana siaga bencana yang digunakan. Sehingga alokasi dana Rp120 miliar untuk tanggap darurat tidak perlu tambahan,” tegasnya.

Advertisement

Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Malang mengusulkan perbaikan Jembatan Kali Sambong, Jembatan Klangon, Jembatan Kedungrejo serta Jembatan Ngambal dalam program tanggap darurat Gunung Kelud. Merespons usulan itu, Pemprov Jatim mengkaji kemungkinan perbaikan.

“Nanti yang bisa dipasang jembatan baley bisa cepat, tapi yang fisik lama. Prinsipnya sedang dikaji mana yang perlu dan bisa didahulukan,” pungkasnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif