SOLOPOS.COM - Ilustrasi bencana alam tanah longsor (JIBI/Solopos/Dok.)
Solopos.com, KARANGANYAR – Empat desa di Tawangmangu diprediksi sebagai daerah rawan longsor. Demi mengantisipasi kemungkinan terburuk datangnya tanah longsor, keempat daerah tersebut diawasi ekstraketat selama 24 jam.
Camat Tawangmangu, Yopi Ekojati Wibowo, mengatakan masing-masing desa yang rawan longsor, seperti Desa Gondosuli, Blumbang, Tawangmangu, dan Tengklik. Pihaknya sudah memberi tugas kepada masing-masing kepala desa (kades) dan sejumlah sukarelawan untuk terus memantau keempat desa tersebut.
“Apalagi, saat ini masih berlangsung musim hujan. Secara otomatis, kami harus mengantisipasi lebih lanjut. Keempat desa yang saya sebutkan ini, tanahnya cukup gembur dan geografisnya berada di dataran tinggi yang terjal sehingga tanahnya mudah longsor,” katanya kepada Solopos.com, Minggu (9/3/2014).
Yopi mengimbau kepada seluruh warganya untuk mewaspadai ancaman tanah longsor, terutama di malam hari. Di setiap desa sudah ditentukan lokasi pengungsian guna menghindari jatuhnya korban saat terjadi bencana.
“Kesadaran masyakarat sudah sangat bagus. Sebagian besar dari mereka sudah mengetahui tentang gejala longsor. Selain warga, imbauan juga kami berikan ke pemilik vila agar peduli dengan lingkungan sekitar,” katanya.
Hal senada dijelaskan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar, Aji Prama Heru Kristianto. Dirinya mengatakan posko induk menghadapi bencana tanah longsor di Karanganyar berada di Matesih.
“Segala sesuatu tentang ancaman tanah longsor kami pantau dari posko itu. Tentunya, kami terus berkomunikasi dengan pihak desa [kades dan perangkat desa]. Musim hujan diprediksi berlangsung hingga akhir Maret,” katanya.