Soloraya
Jumat, 7 Maret 2014 - 05:45 WIB

PASAR IR SOEKARNO SUKOHARJO : Adu Argumentasi Terjadi di Pasar Darurat

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah perempuan pedagang Pasar Ir. Soekarno, Sukoharjo, berkumpul di salah satu sudut pasar darurat sembari mengawasi tindak tanduk pegawai Kesbanglinmas dan Satpol PP Sukoharjo, Kamis (6/3/2014) siang. Mereka kompak tidak mengikuti sosialisasi LHP BPK di GSP Setda Sukoharjo. (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO–Resistensi sebagian besar pedagang Pasar Ir. Soekarno, Sukoharjo, terhadap kegiatan sosialisasi (paparan) isi LHP Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Belanja Daerah Pembangunan Pasar Kota Sukoharjo (Pasar Ir. Soekarno) menyebabkan ketegangan.

Informasi yang dihimpun Solopos.com di pasar darurat pedagang Pasar Ir. Soekarno, Kamis (6/3/2014) siang, ketegangan terjadi antara pegawai negeri sipil (PNS) dengan sejumlah pedagang dan elemen mahasiswa.

Advertisement

Saat itu salah seorang PNS mengimbau pedagang segera berangkat ke acara sosialisasi LHP BPK di Graha Satya Praja (GSP) Setda Sukoharjo.

Namun seorang pedagang pakaian, Ny. Hadi mengatakan masih sibuk melayani calon pembeli. Saat itu anak dari Ny. Hadi, Emi mengatakan tidak ada salahnya Bupati turun ke pasar darurat untuk mensosialisasikan LHP BPK. Sikap Ny. Hadi dan Emi memantik sikap tegas PNS yang saat itu bersama beberapa pegawai dan personel Satpol Pamong Praja (PP).

“Suaranya lama kelamaan semakin keras, saya sampai ndledek. Padahal saya itu tidak bermaksud meremehkan atasan. Tapi supaya atasan tahu kondisi pedagang di pasar darurat,” tutur Ny. Hadi ditemui wartawan. Menurut dia, saat itu PNS juga menyatakan ada provokator di pasar.

Advertisement

Padahal menurut Ny. Hadi dan Emi, sikap pedagang tidak datang dalam sosialisasi di GSP merupakan sikap pribadi. Ny. Hadi menyayangkan sikap pegawai yang bicara keras kepada pedagang. Apalagi saat itu insiden tersebut sampai menarik perhatian pedagang lain.

Insiden tersebut diamini Ketua Kota Liga Mahasiswa untuk Demokrasi (LMND) Sukoharjo, Topan Tri Haryoko, yang saat itu juga terlibat adu argumentasi dengan petugas. Ketika ditemui Espos di pasar darurat, dia menegaskan, keberadaan LMND untuk mendampingi pedagang.
Poinnya, dia menerangkan, supaya tidak ada pelanggaran hak-hak pedagang yang kondisinya memprihatinkan.

Namun Kepala Kantor Pasar Kota Sukoharjo, Tri Sukrisna saat dimintai tanggapan wartawan enggan memberikan informasi. Dia menunjuk stafnya untuk menjelaskan insiden itu.

Advertisement

Namun staf kantor pasar yang tidak mau disebutkan namanya itu membantah adanya sikap kasar dari salah seorang petugas. Menurut dia saat itu salah seorang pegawai yang terlibat perbincangan panjang dengan pedagang sebatas berbicara dengan suara keras.

“Tidak ada kata-kata kasar, cuma suaranya memang keras. Kami di lapangan biasa bicara dengan suara keras,” tutur dia. Penuturan berbeda disampaikan pedagang Pasar Ir. Soekarno yang ikut kegiatan sosialisasi LHP BPK di GSP Setda Sukoharjo, Wiwid Sumbarwoko.

Dia mengaku ikut sosialisasi untuk mengetahui langsung bagaimana kelanjutan proyek Pasar Ir. Soekarno. Pedagang pakaian itu mengaku puas dengan sudah adanya kejelasan kelanjutan proyek. Dia berharap rencana tahapan penyelesaian pasar benar direalisasikan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif