SOLOPOS.COM - Ayam mati (JIBI/Harian Jogja/Bhekti Suryani)
Harianjogja.com, BANTUL—Kasus kematian unggas secara mendadak yang diduga akibat serangan virus avian influenza (AI) atau flu burung di Bantul semakin meluas hingga Desa Segoroyoso. Sayangnya Pemerintah Bantul kehabisan vaksin untuk mencegah penularan penyakit itu.
Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul sebelumnya menemukan ribuan unggas di Desa Trimulyo Jetis, Bantul yang mati mendadak positif akibat serangan virus avian influenza (AI) atau flu burung.
Data yang dihimpun media ini, kematian ratusan ayam kampung secara mendadak pertama kali ditemukan di Dusun Gedongsari, Wijirejo, Pandak Bantul Selasa (4/3/2014) lalu. Pada hari yang sama juga dilaporkan ribuan burung puyuh di Desa Trimulyo, Jetis mati mendadak.
Pada temuan kedua tersebut, Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul menyatakan ribuan unggas itu positif terjangkit flu burung.
Sedangkan kematian unggas di Pandak, penyebabnya belum diketahui karena masih menunggu hasil uji laboratorium dari Wates Kulonprogo.
Belum selesai penanganan terhadap dua kasus tersebut, Kamis (6/3/2014) siang, peristiwa serupa terjadi di Desa Segoroyoso, Pleret, Bantul. Ratusan ayam milik warga mati secara mendadak hanya dalam hitungan hari.
Irwan, warga setempat mengungkapkan, di Desa Segoroyoso tercatat 200-300 ekor ayam mati mendadak. Peristiwa ini terjadi di Dusun Kloron dan Dusun Segoroyoso 1. “Awalnya ayamnya jadi diam, tapi satu dua hari langsung mati,” ungkap Irwan Kamis (6/3/2014).
Kematian ratusan unggas itu diduga akibat serangan virus flu burung seperti yang terjadi di Trimulyo, Jetis, karena mempunyai kemiripan gejala.
Kendati demikian, kata Irwan, warga kampungnya belum menyadari bila virus flu burung kini bermunculan di Bantul. Warga tidak merasa khawatir dengan unggas yang mati.