Soloraya
Rabu, 5 Maret 2014 - 04:15 WIB

PENDAPATAN DAERAH : Boyolali Hanya Dapat Rp500 Juta/Tahun dari Bandara

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bandara Adi Soemarmo, Ngemplak, Boyolali, (Solopos/Burhan Aris Nugraha)

Solopos.com, BOYOLALI–Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali bakal terus menggali potensi pendapatan daerah dari perkembangan wilayah Ngemplak, khususnya terkait keberadaan Bandara Adi Soemarmo Solo.

Menurut Ketua DPRD Boyolali, S. Paryanto, saat ini Boyolali baru bisa menggali potensi pendapatan dari adanya bandara tersebut sebesar Rp500 juta per tahun. Itupun, hanya 20% dari potensi parkir yang ada di bandara tersebut.

Advertisement

Dia menyebutkan, Bandara Adi Soemarmo yang berlokasi di wilayah teritorial Boyolali selama ini tidak memberikan kontribusi banyak terhadap wilayah Boyolali. Pendapatan dari potensi parkir saja baru bisa diperoleh sejak 2013 lalu. Secara nama saja, sudah tidak bisa diubah karena sudah menjadi nama internasional. Kemudian, Terminal TKI yang ada di kawasan bandara baik dari sisi pengelolaan dan sumber daya manusia sampai saat ini dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Solo.

“Oleh karena itu, saat ini yang bisa kami lakukan hanyalah meningkatkan pendapatan dari potensi-potensi yang berkembang di wilayah tersebut,” kata Paryanto.

Dia menjelaskan, saat ini Boyolali sudah punya peraturan daerah (perda) yang mengatur tentang air bawah tanah. Perda ini akan dievaluasi sehingga memungkinkan bisa menggali lebih dalam potensi pendapatan di wilayah-wilayah industri termasuk bandara.

Advertisement

“Banyak perusahaan yang pakai air tanah. Termasuk bandara. Meskipun kebutuhan air di bandara tidak terlalu banyak, tetapi kalau tidak pakai Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) berarti kan pakai air sumur, ini yang harus ada pajaknya,” papar Paryanto.

Pihaknya akan mencari data-data riil agar perkembangan industri dan investasi di kawasan-kawasan itu menjadi potensi pendapatan bagi wilayah Boyolali.

Menurutnya, banyak perusahaan garmen yang memanfaatkan air sumur. Pihaknya berharap perusahaan melaporkan pemanfaatan ini secara transparan. “Kalau pakai lima sumur ya bilang lima, jangan bilang dua. Karena ini sudah menjadi komitmen kami, pendapatan asli daerah harus tetap naik dan alokasi belanja untuk pembangunan juga harus naik.”

Advertisement

Selanjutnya, Paryanto juga berharap keberadaan bandara juga bisa mendorong pariwisata di Boyolali. Selama ini turis asing yang turun di bandara tersebut hanya tahu bahwa bandara itu adalah di Solo. “Makanya kami juga ingin potensi-potensi wisata juga bisa unjuk gigi di bandara tersebut. Saya lihat semuanya kok dari Solo. Kerajinan tembaga Cepogo, misalnya kan bisa dipamerka di bandara.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif