Soloraya
Kamis, 27 Februari 2014 - 07:10 WIB

SIMULASI PENGAMANAN PEMILU : KPU Sragen “Rusuh”, Dua "Polisi" Tertembak

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bagian dari latihan sistem pengamanan kota di Wilayah Sragen saat Pemilu yang dilakukan Polres Sragen, Rabu (26/2/2014), di halaman Mapolres setempat.. (Ika Yuniati/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN–Simulasi pengamanan Pemilu digelar di Sragen, Rabu (26/2/2014). Kerusuhan terjadi di Kantor Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Sragen, Kamis (10/4/2014) sekitar pukul 09.00 WIB. Ratusan masa menggeruduk kantor tersebut untuk meminta kejelasan mengenai dua rekan mereka yang sebelumnya ditangkap dan diamankan di Polsek Kota.

Bagian dari latihan sistem pengamanan kota di Wilayah Sragen saat Pemilu yang dilakukan Polres Sragen, Rabu (26/2/2014), di halaman Mapolres setempat.. (Ika Yuniati/JIBI/Solopos)

Advertisement
Tak puas dengan penjelasan ketua KPUD, massa yang datang semakin banyak dan berusaha melakukan tindakan anarkistis. Mereka menuntut agar rekannya segera dibebaskan.

Situasi semakin memanas. Atas instruksi Kapolres Sragen, AKBP Dhani Hernando, Kabag Ops memerintahkan Kasat Sabhara untuk mengirimkan pasukan Dalmas. Setibanya pasukan Dalmas di Kantor KPUD Sragen, massa yang awalnya menggeromol langsung menyebar dan semakin tak bisa dikendalikan. Massa terus melakukan perlawanan dengan mendorong polisi dan berusaha menjebol pagar KPUD.

Upaya negosiasi yang dilakukan tim negosiator dan sejumlah polisi wanita (Polwan) untuk meredam emosi massa tidak digubris. Bahkan, mereka terus berteriak-teriak untuk melawan polisi sembari melempari mereka dengan bungkusan air dan sejumlah benda keras. “Ayo, lawan polisi. Jangan takut, jangan takut dengan polisi. Kita harus berani melawan,” teriak koordinator massa memberi komando.

Advertisement

Simulasi

Guna meredam suasana, polisi lalu menyemprot kerumunan dengan air canon water. Setelah dua kali penyemprotan, mereka akhirnya berhasil dipukul mundur dan membubarkan diri. Namun, saat bersamaan, ketika melihat dua anggota polisi dan dua petugas linmas melakukan pengamanan pemindahan kotak suara, massa beralih menggeruduk pembawa kotak suara.

Salah satu provokator aksi yang kedapatan membawa senjata api menembak dua anggota polisi yang saat itu bertugas mengamankan kotak suara. Aksi brutal warga tersebut akhirnya dilumpuhkan oleh petugas dengan tembakan tepat di bagian  kaki.

Advertisement

Kericuhan yang terjadi di KPUD Sragen dengan melibatkan ratusan anggota kepolisian Polres Sragen ini merupakan simulasi sistem pengamanan (Sispam) Kota yang dilakukan Polres Sragen. Kapolres Sragen, AKBP Dhani Hernando, kepada wartawan mengatakan kegiatan ini dilakukan sebagai langkah antisipasi pengamanan saat pemilu. Serta untuk melatih kesiapan fisik dan mental anggota saat melakukan pengamanan nanti.

Ditambahkan Kapolres, salah satu hal yang perlu diwaspadai saat pelaksanaan pemilihan umum ialah upaya pemaksaan kehendak kepada pemilih dari tim sukses calon tertentu untuk memenangkan calon yang mereka usung. Nantinya sebanyak 500 personel bakal diterjunkan untuk melakukan pengamanan pemilu dibantu Limas dengan formasi dua polisi dan 18 Linmas bertanggungjawab atas kemananan 9 TPS.

“Tindakan preventif dilakukan dengan pendekatan tokoh masyarakat dan koordinasi lintas sektoral agar hal seperti itu bisa langsung ditindaklanjuti. Kalau masalah teknis lainnya kita lihat eskalasinya, jika yang bersangkutan membawa senjata tajam dan membahayakan petugas, apa boleh buat,” tegasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif