Soloraya
Kamis, 27 Februari 2014 - 08:31 WIB

MASALAH SOSIAL : Anak Punk Kembali Turun ke Jalan

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Solopos.com, SOLO–Setelah beberapa lama menghilang, sejumlah anak punk kembali bermunculan di Kota Bengawan. Rata-rata mereka bergerombol di perempatan jalan maupun kompleks pertokoan. Sebagian anak punk bekerja dengan mengamen, namun tak sedikit yang kleleran di emperan toko.

Pantauan solopos.com, Rabu (26/2/2014), sekitar empat anak punk terlihat mengamen di perempatan Luwes Lojiwetan. Berbekal gitar kecil, mereka meminta uang pada pengendara kendaraan yang berhenti di lampu bangjo. Fenomena hampir serupa terjadi di kawasan Terminal Tirtonadi. Menurut seorang supir truk yang melintas di Lojiwetan, Marno, 45, keberadaan anak punk cukup membuatnya gerah. Sebab, tak jarang ia menerima umpatan jika menolak memberi uang. “Saya menghargai mereka mencari uang dengan ngamen. Namun kalau tidak dikasih ya jangan misuh-misuh,” ujarnya kepada solopos.com.

Advertisement

Menurut Marno, sepak terjang anak punk di kawasan Pasar Kliwon tak mengenal waktu. Tak jarang ia melihat sekelompok anak punk beroperasi hingga malam. Dia meminta aparat segera menertibkan kelompok tersebut agar tak menimbulkan keresahan lebih luas. “Paling tidak diberi pembinaan supaya beraktivitas dengan benar,” tuturnya.

Sementara itu, beberapa anak punk mulai tampak di emperan toko seperti di kawasan menuju Ringroad Mojosongo hingga perempatan Fajar Indah. Tidak jelas aktivitas apa yang dilakukan anak punk di lokasi itu. Sebagian hanya nongkrong maupun tidur di emperan toko. Ironisnya, ada anak punk perempuan di bawah umur yang ikut bergabung. “Saya takutnya mereka mabuk setelah minum miras (minuman keras),” ujar warga sekitar, Suwarni, 36.

Menyikapi kondisi itu, Kepala Satpol PP Solo, Sutarjo, siap melakukan operasi dalam waktu dekat. Pihaknya bakal berkoordinasi dengan kepolisian dan kodim untuk menggelar penertiban gabungan. Menurut dia, operasi tersebut bakal dimulai simultan Maret. “Patroli bersama sudah direncanakan kaitannya dengan cipta kondisi. Kalau nemu anak punk ya nanti ditertibkan sekalian,” ujarnya.

Advertisement

Sutarjo menambahkan kehadiran anak punk di Kota Bengawan bisa terbilang musiman. Menurutnya, munculnya kalangan ini paling banyak setelah band rock maupun punk menggelar konser di Solo. “Itupun hanya sebentar, agak lama hilang lagi.”

Pascapenertiban, pihaknya berkomitmen memberi solusi bagi anak punk berupa pelatihan. Sutarjo mengklaim sebuah panti di Tawangmangu siap melatih anak punk dengan sejumlah keahlian. “Mereka ini juga generasi muda penerus bangsa. Eman-eman kalau tidak diarahkan,” tandasnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif